Ini Penampakan Terbaru 'Hotel Malapetaka' Kebanggaan Korut

Ryugyong Hotel di Pyonyang dijuluki 'Hotel Malapetaka' karena sempat terhenti pembangunannya selama 30 tahun.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 20 Okt 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2017, 20:00 WIB
Hotel 'Malapetaka' di Korut
Ryugyong Hotel di Pyonyang dijuluki Hotel Malapetaka karena sempat terhenti pembangunannya selama 30 tahun. (Sumber Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Pyongyang - Pembangunan sebuah hotel mewah di Pyongyang, Korea Utara, sempat terbengkalai selama 30 tahun. Proyek itu dimulai oleh Kim Il-sung, kakek dari penguasa yang sekarang, Kim Jong-un.

Pada 1987, hotel itu digadang-gadang sebagai bukti kedigdayaan Korut, diklaim yang tertinggi sedunia, lengkap dengan beberapa kasino, kelab malam, dan ruang-ruang santai ala Jepang.

Setelah sekian lama terbengkalai, beberapa citra satelit menampakkan adanya kegiatan di hotel 105 lantai senilai US$ 750 juta yang sempat dijuluki 'Hotel Malapetaka' (Hotel of Doom) itu.

Dikutip dari News.com.au pada Jumat (20/10/2017), upaya Korea Utara mendongkrak sektor wisata terganjal sejak 1992 oleh masalah konstruksi, termasuk mesin kerek dan beton yang abal-abal. Apalagi, Uni Soviet juga berhenti mengucurkan pendanaan ke sana.

Majalah Esquire mengejeknya sebagai "bangunan terjelek dalam sejarah manusia".

Komentar dalam ulasan majalah itu berbunyi, "Dengan jumlah populasi Pyongyang yang hanya antara 2,5 hingga 3,8 juta, Ryugyong Hotel …adalah sebuah kegagalan besar."

Jumlah penduduk Pyongyang tidak diketahui karena tidak ada angka resmi dari pemerintah Korut. 

Baru-baru ini, beberapa citra satelit terkait Ryungyong Hotel menunjukkan adanya truk-truk konstruksi yang parkir di luar gedung pencakar langit tersebut sehingga diduga Kim Jong-un telah memerintahkan kelanjutan pembangunannya.

Tampak juga beberapa bangunan baru yang mungkin dipakai menjadi asrama pekerja, demikian dilaporkan The Sun. Para turis yang melintas di dekatnya juga mengambil foto beberapa mesin kerek.

Till Mosler, seorang turis Jerman yang baru saja mengunjungi Pyongyang, mengatakan bahwa pemandu wisatanya dengan bangga bercerita tentang rencana pembukaan hotel.

Kata Mosler kepada The Sun, "Saat berada di sana saya menyaksikan ada kegiatan di sekitar gerbang masuk dan sekelilingnya. Sepertinya kawasan sekitar bangunan besar itu sedang dipersiapkan.”

"Pemandu Korea kami juga mengatakan kemungkinan rencana membuka sebagian bangunan itu untuk publik atau perkantoran. Tapi, setahu mereka, bukan keseluruhan gedung."

Kegiatan yang mendadak di hotel futuristis berbentuk piramida itu terjadi setelah dipindahkannya tembok besar yang menghalangi akses ke lokasi pada musim panas lalu.

Tembok itu sendiri bertuliskan slogan "bergerak maju menuju kemenangan".

 

Proyek-Proyek Kurang Bermanfaat

Citra satelit penampakan Ryugyong Hotel di Pyongyang. (Sumber Google Earth)

Pakar Korea Utara bernama Markus Bell dari University of Sheffield, Inggris, menjelaskan kepada The Sun bahwa penyelesaian hotel itu memiliki makna simbolis bagi Kim Jong-un.

"Hotel Ryugyong merupakan bagian dari desakan pembangunan oleh sang pemimpin muda bersama-sama dengan beberapa proyek lain, termasuk pembangunan blok-blok apartemen baru di ibu kota, bandara baru, dan resor ski."

"Semua itu merupakan upaya Kim untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa segala sesuatunya menjadi lebih baik di bawah pemerintahannya."

"Hotel itu secara khusus memiliki makna penting karena pembangunannya dimulai di bawah kekuasaan kakeknya, Kim Il-sung."

"Penyelesaian pembangunan itu akan lebih merekat dirinya dengan kepemimpinan sang kakek."

"Kebanyakan warga Korea Utara yang mengobrol dengan saya selama beberapa tahun ini mengenang Kim Il-sung secara manis."

Namun demikian, Dr Bell mengtakan bahwa penyelesaian pembangunan itu sepertinya tidak bermanfaat bagi rakyat jelata.

"Sebagaimana banyak proyek lainnya, sepertinya warga biasa Korea Utara tidak akan pernah menginjakkan kaki dalam Ryugyong, apalagi menginap di sana."

"Ini adalah proyek yang hanya akan menguntungkan bagi kaum elite Korea Utara. Dengan demikian, uang, waktu, dan tenaga manusia yang diberikan pada proyek ini sebenarnya bisa dipergunakan secara lebih bermanfaat."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya