Liputan6.com, Kiev - Sebuah Lexus hitam menerobos lampu merah, menabrak sebuah VW Touareg yang kemudian terbalik dan kembali mendarat di rodanya dalam kondisi penyok. Tak sampai di situ, mobil mewah itu kemudian menabrak kerumunan pejalan kaki, lima di antaranya tewas seketika.
Tiga korban tewas diidentifikasi sebagai Elena Berchenko (25), Yury Neudachin (24), dan Oksana Nesterenko (36).
Tak hanya merenggut nyawa, tabrakan maut tersebut juga membuat seorang perempuan yang sedang hamil tujuh bulan cedera serius hingga kritis. Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyebut, korban luka mencapai enam orang.Â
Advertisement
Pelakunya diduga adalah Alyona Zaitseva. Perempuan 20 tahun itu adalah putri seorang miliarder.
Para pengawal bersenjata alias bodyguard Zaitseva segera menuju lokasi kecelakaan, diangkut menggunakan dua mobil jeep. Mereka segera melindungi putri bosnya itu dari kerumunan orang yang marah, yang menjadi saksi tindakan pelaku yang ugal-ugalan.
Polisi kemudian turun tangan dan menempatkan sang nona muda dalam tahanan.
"Situasinya mirip seperti di zona perang," kata seorang saksi yang berusaha membantu para korban luka, seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (20/10/2017).
Seorang saksi mata lainnya mengatakan, pengemudi VW Touareg, Gennady Dronov (49) sedang melaju di arah berlawanan, saat kecelakaan terjadi. Ia tak melanggar aturan sebab berkendara saat lampu lalu lintas berwarna hijau.
Alyona Zaitseva adalah putri seorang pemilik perusahaan energi setempat, Vasily Zaitse. Ia sama sekali tak mengalami luka akibat kecelakaan tersebut.
Sebuah video mengejutkan yang menunjukkan dampak kecelakaan menyebar. Rekaman itu menunjukkan pemandangan mengerikan tubuh-tubuh manusia yang tergeletak di trotoar, beberapa tak lagi bernyawa.
Zaitseva, yang masih mahasiswi, menjalani masa penahanan selama tiga hari. Polisi mengatakan, ia tidak dalam kondisi mabuk saat mengemudi. Namun, ia melajukan mobilnya lebih cepat daripada kendaraan lainnya.Â
Jika terbukti bersalah menyebabkan kecelakaan lalu lintas, sang putri miliarder menghadapi ancaman hukuman bui hingga 10 tahun.
Pewaris Red Bull Jadi Buronan Interpol
Kasus lain yang melibatkan seorang keturunan miliarder juga pernah menimpa pewaris pewaris label minuman energi Red Bull, Vorayuth Yoovidhya. Ia diburu terkait insiden tabrak lari di Bangkok pada tahun 2012 yang menyebabkan seorang polisi tewas.
Interpol kemudian merilis red notice atau permintaan penangkapan atas Vorayuth Yoovidhya.
Juru bicara Kepolisian Thailand Kolonel Krissana Pattanacharoen juga mengatakan bahwa pihaknya telah diberitahukan mengenai dikeluarkannya red notice oleh jaringan polisi internasional.
"Kami telah diinformasikan bahwa Interpol telah merilis red notice atas pewaris Red Bull dan sekarang kami tengah menunggu untuk melihat respons apa yang akan kami dapatkan dari negara-negara anggota," kata Krissana, seperti dikutip dari News.com.au pada 30 Agustus 2017.
Vorayuth meninggalkan Thailand pada akhir April, sesaat sebelum pihak berwenang mengeluarkan surat perintah penangkapan atas dirinya. Otoritas terkait berulang kali gagal menyeretnya ke meja hijau.
Pria itu dikabarkan terbang ke Singapura dengan menggunakan salah satu jet pribadi milik keluarganya. Setelah itu, jejaknya tidak terlacak.
"Kami telah bekerja dalam kasus dan mengejarnya lewat berbagai cara. Red notice ini adalah upaya yang dapat kami lakukan ketika kami percaya bahwa yang bersangkutan kemungkinan bersembunyi di luar negeri," imbuh Krissana.
Red notice kabarnya dikirimkan ke 190 negara anggota Interpol.
Vorayuth merupakan cucu dari Chaleo Yoovidhya, pendiri Red Bull, label minuman energi paling populer di dunia.
Â
Advertisement