Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia selalu menekankan perdamaian dan stabilitas politik luar negeri. Salah satu bentuk kontribusi Tanah Air dengan cara mengirimkan pasukan perdamaian dunia lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Komandan Pasukan Siaga Operasi Pemeliharaan Perdamaian TNI Kolonel Infantri Triadi Murwanto mengatakan, bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945.
Advertisement
Baca Juga
"Bertugas sebagai agen perdamaian dunia merupakan amanat yang tercantum di UUD 1945. Tugasnya memelihara dan perdamaian dunia," ujar Triadi menyampaikan pengalamannya dalam sesi 'Suka Duka Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia di Medan Konflik Internasional', di acara Conference of Indonesian Foreign Policy (CIFP 2017) di The Kasablanka Jakarta, Sabtu (21/10/2017) sore.
Advertisement
Bagi Triadi, hal yang ia lakukan dapat menjadi nilai positif bagi Indonesia di mata dunia. Sebab, dengan cara seperti ini dapat meningkatkan nilai dan citra Indonesia di publik internasional.
Pada kesempatan itu, Triadi juga mengatakan bahwa Indonesia telah mengirimkan 3.690 pasukan perdamaian dan 206 di antaranya adalah wanita.
Lewat jumlah tersebut, menjadikan Indonesia masuk dalam daftar 10 besar pengirim pasukan penjaga perdamaian terbanyak.
Indonesia berada di posisi ke-3 dalam urusan menyumbangkan pasukan penjaga perdamaian, untuk membantu menjaga masyarakat pasca konflik yang terjadi di berbagai negara.
Tercatat hingga saat ini ada tiga negara dengan pasukan perdamaian terbanyak dari Indonesia, yaitu Kongo, Sudan dan Afrika Tengah.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berencana akan mengirimkan tambahan personel pasukan penjaga perdamaian dari TNI ke sejumlah negara. Salah satu alasannya karena Indonesia saat ini menjadi kontributor terbesar dalam misi menjaga perdamaian.
Pada 2019 nanti, Indonesia berencana mengirimkan 4.000 personel pasukan perdamaian.
Indonesia memiliki peran penting dalam membantu menjaga kedamaian dan keamanan internasional. Dia juga mengatakan, tugas peacekeepers terkait erat dengan politik luar negeri yang dianut Indonesia.
Menlu Targetkan 100 Perempuan Indonesia Jadi Pasukan Perdamaian
Peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia tidak diragukan lagi. Hal ini terlihat dari kekonsistenan pemerintah mengirim pasukan penjaga perdamaian di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Meski demikian, jumlah perempuan Indonesia yang ikut andil menjadi pasukan penjaga perdamaian masih begitu kecil. Fakta tersebut pun diakui oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Sejauh ini (anggota perempuan) ada dibawah 20 (orang)," kata Menlu Retno di Hotel Fairmount, Jakarta pada 27 Juli 2015.
Oleh sebab itu, Menlu Retno mendorong agar banyak perempuan yang mau ikut dalam misi kemanusian itu. Bahkan, mantan Dubes RI untuk Belanda ini menargetkan ratusan perempuan Indonesia masuk dalam pasukan perdamain ini.
"Targetnya ada di atas 100," ucap Menlu Retno Marsudi.
Walau begitu, dia menjelaskan, RI di masa mendatang, tidak cuma menargetkan penambahan anggota perempuan. Seiring itu, peningkatan kualitas juga menjadi bagian penting yang akan diperkuat.
"Selain numbers, juga kualitas kita juga harus mengutamakan. Bagaimana perempuan ikut berpartisipasi di dalam peacekeeping UN," kata Menlu Retno.
Advertisement