Presiden Xi Kembali Pimpin China, Donald Trump Ucapkan Selamat

Presiden Xi Jinping resmi kembali memimpin China. Tak hanya itu, kini ia juga dianggap setara dengan Mao Zedong dan Deng Xiaoping.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Okt 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 08:15 WIB
Presiden China Xi Jinping
Presiden China Xi Jinping (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengucapkan selamat kepada Xi Jinping setelah pria berusia 64 tahun tersebut dinobatkan sebagai pemimpin China paling berkuasa dalam beberapa dekade terakhir. Xi dikukuhkan dalam Kongres Nasional Partai Komunis ke-19.

"Bicara dengan Presiden Xi untuk menyelamati pengangkatannya yang luar biasa. Juga berdiskusi tentang NoKo (Korea Utara) & perdagangan, dua hal yang sangat penting," tulis Trump di media sosial Twitter pada 25 Oktober.

Dalam twit berikutnya ia mengatakan, "Melania dan saya dijadwalkan bertemu dengan Presiden Xi dan Nyonya Peng Liyuan di China dalam dua pekan ke depan melalui lawatan yang diharapkan jadi sebuah sejarah!"

Seperti dikutip dari Independent pada Kamis (26/10/2017), hasil Kongres Nasional Partai Komunis China juga menetapkan lima pejabat baru untuk membantu Presiden Xi menjalani lima tahun masa jabatan keduanya.

Sejumlah pengamat menilai, Xi yang diberikan mandat baru dalam kongres partai merupakan pemimpin terkuat sejak Mao Zedong, pendiri Tiongkok. Mao memimpin Partai Komunis sejak kendaraan politik itu didirikan pada 1949 hingga kematiannya pada 1976.

China yang merupakan negara satu partai yang kerap dikritik atas dugaan pelanggaran HAM adalah mitra dagang penting bagi Negeri Paman Sam. Pada April lalu, Trump menjamu Xi di resor mewahnya, Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida.

Menurut seorang pakar politik China di Boston University, Joseph Fewsmith, fakta bahwa tidak seorang pun ditunjuk sebagai penerus Xi merupakan indikasi yang jelas akan ambisi jangka panjang pemimpin China itu.

"Ini menunjukan bahwa Xi mungkin akan menjalani masa jabatan ketiga dan kemungkinan ia akan menunjuk langsung penggantinya. Kita belum pernah melihat peristiwa seperti itu dalam dua dekade terakhir," papar Fewsmith.

Beberapa laporan menyebutkan seiring dengan ditambatkannya nama serta ideologi Xi di konstitusi partai maka sosok Xi kini setara dengan pemimpin Mao dan Deng Xiaoping. Xi diyakini berusaha menjadikan Tiongkok sebagai negara superpower dan pada saat bersamaan ia menolak "tradisi" Barat soal demokrasi dan kebebasan berbicara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya