Menyamar Jadi Polisi, Antek ISIS Serang Stasiun TV Afghanistan

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Selasa, 7 November 2017, di kantor Shamshad TV di kota Kabul, Afghanistan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Nov 2017, 19:55 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2017, 19:55 WIB
Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Kabul - ISIS mengaku bertanggung jawab atas sebuah serangan yang terjadi pada Selasa, 7 November 2017, di kantor Shamshad TV di kota Kabul, Afghanistan.

Penembak yang menyamar sebagai polisi menewaskan seorang satpam, dan menembaki para staf stasiun televisi lokal tersebut. Tindakan ini merupakan serangan terbaru yang ditujukan pada awak media di Afghanistan.

Dilansir BBC dan Hindustan Times pada Selasa (7/11/2017), serangan Kabul itu menyebabkan dua orang tewas dan 20 orang lainnya terluka.

Abed Ehsas, Direktur Berita Shamsad melaporkan pada Tolo News TV,  "Seseorang dengan seragam polisi datang dan melemparkan granat tangan. Tindakan itu turut membunuh salah seorang penjaga kami dan melukai yang lainnya."

"Setelah itu, kawan-kawannya masuk dan mulai melakukan penembakan. Beberapa teman kami terkena serangan itu. Tapi terima kasih Tuhan, beberapa di antaranya berhasil lolos. Ada sebagian yang terluka karena tembakan, terkena pecahan kaca, dan karena melompat dari lantai atas gedung," tambahnya.

Ketika serangan terjadi, unit spesial khusus melubangi dinding bangunan untuk masuk ke dalam lokasi. Mereka berhasil menembak mati satu orang pelaku dalam operasi itu, sementara lainnya tewas di pintu masuk kompleks gedung.

Dalam sebuah pernyataan di kantor berita Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab atas tindakan itu. Kelompok yang berbasis di timur provinsi Nangarhar ini mengaku, sejumlah serangan pada warga sipil yang terjadi di ibukota Afghanistan itu merupakan ulah mereka.

Beberapa saat setelah serangan terjadi, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengungkapkan, pihaknya tidak terlibat atas serangan tadi. Kabul sendiri dianggap sebagai salah satu wilayah paling berbahaya bagi warga sipil di Afghanistan.

Kabul Darurat Teror

Pekerja media menjadi salah satu target "favorit" serangan teror.

Seperti yang terjadi tahun lalu, ketika aksi bom bunuh diri yang dilakukan Taliban menewaskan tujuh pekerja statsiun televisi swastra terbesar di Afghanistan, Tolo. Pada bulan Mei, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di kantor RTA di sebelah timur kota Jalalabad.

Belum lama ini juga, pada Jumat, 20 Oktober 2017, seorang pria bersenjata memasuki masjid Syiah di Kabul sebelum melepaskan tembakan dan meledakkan sebuah bahan peledak, menewaskan sekitar 60 orang.

ISIS mengaku pihaknya sebagai dalang serangan Masjid Imam Zaman di Kabul, tapi mereka tak memberikan bukti untuk klaim tersebut. Sebelumnya, kelompok tersebut telah menargetkan masjid Syiah di Afghanistan.

Serangan Selasa ke Shamshad TV semakin menegaskan, Kabul adalah kota 'darurat' teror.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya