Liputan6.com, Pyongyang - Jong Kyong-thaek, seorang anggota Komite Pusat Partai Buruh Korea Utara dipromosikan pekan ini. Hal tersebut dirilis oleh surat kabar Jepang, Asahi Shimbun.
Sementara, Kim Won-hong, seorang perwira tertinggi di militer Korea Utara, dilaporkan telah dihapus dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Biro Politik Umum pada awal tahun ini. Inilah yang mendorong Kim Jong-un, selaku pemimpin negara tersebut, menunjuk Jong Kyong-thaek.
Baca Juga
Dikabarkan, Kim Won-hong telah dikirim ke sebuah pertanian kolektif di Pyongyang di mana ia dipaksa bekerja sebagai buruh.
Advertisement
Perombakan ini dipandang sebagai bagian dari rencana Kim Jong-un untuk menghalangi "pembantunya" membangun terlalu banyak kekuasaan dan wewenang di rezim yang totaliter.
Seperti dikutip dari express.co.uk pada Senin (27/11/2017), selain Kim Wong-hong, diyakini Hwang Pyong-so, Direktur Biro Umum Politik Tentara Rakyat Korea Utara dihapus dari jabatannya sebagai hukuman atas tindakan tak pantas.
Langkah pembersihan ini kabarnya dipimpin oleh Chow Ryong-hae. Ia merupakan Wakil Ketua Komite Pusat Partai.
Pada Oktober lalu, Institute for National Security Strategy yang berafiliasi dengan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) telah meramalkan bahwa pemimpin tertinggi Korea Utara akan menunjuk seorang pemimpin militer baru.
NIS kemudian mengonfirmasi bahwa Korea Utara sedang melakukan inspeksi terhadap Biro Politik Umum. Kabar ini muncul sepekan setelah Korea Utara menanggung malu saat rekaman penjaga perbatasan Korea Utara yang membelot menyebar.
Pembelot, yang diidentifikasi hanya berdasarkan nama keluarganya, Oh, melaju dengan sebuah jip menuju kawasan Korea Selatan sebelum kehilangan kendali dan menabrak parit. Ia turun dari mobil dan berlari beberapa meter, sementara dari belakang, rekan-rekannya melepas lebih dari 40 tembakan ke arah dirinya.
Lima peluru menghantam tubuhnya. Namun ia berhasil bertahan hidup seraya terus merangkak ke wilayah Korea Selatan.
Insiden tersebut diyakini memicu kemarahan Kim Jong-un, menyebabkan sang pemimpin melakukan reshuffle.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap News, yakin semua penjaga perbatasan telah diganti dalam sebuah perombakan keamanan besar-besaran. Disebutkan pula, seorang sumber di intelijen Korea Utara telah memberi tahu mereka bahwa para penjaga tersebut berada dalam bayang hukuman kejam di tangan agen keamanan Kim Jong-un.
Adapun sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan pada Yonhap, "Tanda-tanda terdeteksi bahwa Korea Utara telah menggantikan seluruh petugas keamanan perbatasan setelah pembelotan tersebut. Dengan situasi ini, komandan unit militer dan perwira senior yang bertanggung jawab mungkin telah mendapat hukuman."
Sumber tersebut juga mengklaim bahwa Korea Utara sekarang memperketat penyaringan terhadap mereka yang memasuki dan meninggalkan zona demiliterisasi serta aspek keamanan lainnya di Joint Security Area (JSA).