Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Bocah 6 Tahun Mengguncang India

Polisi India diberi deadline. Mereka harus melakukan penangkapan hingga Rabu 13 Desember 2017 pukul 11.00 waktu setempat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Des 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2017, 16:30 WIB
Ilustrasi Pelecehan Seksual Anak
Ilustrasi kekerasan pada anak. Sumber: Istimewa

Liputan6.com, New Delhi - Bocah perempuan itu menghilang dari rumahnya di Haryana, India sejak Jumat malam 8 Desember 2017. Kala itu, sang ayah sedang bekerja, memulung sampah yang akan dijual ke pengepul, sementaranya ibunya terlanjur terlelap.

Pagi harinya, wanita itu baru menyadari, putrinya yang baru berusia 6 tahun ternyata tak ada di rumah. Pasangan tersebut punya empat anak, dua pria dan dua perempuan.

Sekuat upaya dilakukan untuk mencarinya, namun gadis kecil itu tak diketahui keberadaannya. Hingga akhirnya pada Minggu malam, ia akhirnya ditemukan. Dalam kondisi tak bernyawa.

Luka-luka yang ditemukan di sekujur tubuhnya sungguh mengenaskan. Kabar soal kondisi jasad korban bikin geger seantero India, mengingatkan kembali pada kasus pemerkosaan di dalam bus di New Delhi yang memicu amarah bangsa.

Ibu korban menegaskan, pihaknya menuntut keadilan. "Sudah 24 jam berlalu, dan polisi belum menangkap siapapun," kata dia seperti dikutip dari BBC, Selasa (12/12/2017).

Polisi telah memeriksa tiga kerabat ayah korban, namun belum ada satu orang pun yang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

Seiring dengan tekanan yang kian menguat terkait kasus tersebut, pemerintah membentuk tim penyelidik khusus.

Keluarga korban meminta penyelidikan dilakukan kepolisian federal India. Mereka mengaku tak percaya dengan aparat lokal. Sementara itu, penduduk lokal, termasuk para aktivis, berkumpul di desa kampung halaman korban. Mereka menggelar protes.

Korban dan keluarganya tinggal di sebidang lahan, bersama empat keluarga lainnya. Polisi menduga, pelaku sadis yang tega memerkosa seorang gadis kecil dan membunuhnya, berasal dari perkampungan kumuh terdekat.

Awalnya, keluarga yang berduka menolak untuk mengkremasi jasad korban, hingga pelaku yang menyudahi nyawa korban secara kejam tertangkap.

Proses pemakaman baru digelar setelah polisi memastikan akan segera menangkap tersangka.

Batas waktu atau deadline telah diberikan pada pihak aparat. Mereka harus melakukan penangkapan hingga Rabu 13 Desember 2017 pukul 11.00.

Jika itu tak dipenuhi, keluarga dan warga mengancam akan menggelar protes lebih ramai yang kian mengguncang India.

 

Hukum Mati Para Pemerkosa

Sebelumnya, seorang pria ditahan dalam kasus pemerkosaan beramai-ramai terhadap remaja pasien kanker dari Uttar Pradesh.

Korban diculik dan diperkosa oleh dua pria, dan ketika dia meminta pertolongan seorang, lelaki bejat itu justru memperlakukannya secara kejam. 

Kejahatan seksual di India kian menjadi sorotan dunia pasca insiden yang menimpa mahasiswi kedokteran berusia 23 tahun di sebuah bus di New Delhi. Beberapa pelakunya berakhir di tiang gantungan.

Kejahatan tersebut memicu protes besar dan memaksa pemerintah untuk menguatkan  undang-undang antipemerkosaan yang memuat pidana lebih berat, termasuk hukuman mati.

Namun, serangan seksual brutal terhadap wanita dan anak-anak terus dilaporkan terjadi di seluruh India.

Di sisi lain, pembalasan dilakukan warga. Seorang pria yang dituduh memperkosa dan membunuh seorang gadis berusia delapan tahun diikat lalu dipukuli dengan kejam sampai mati, oleh gerombolan wanita yang tengah marah.

Mengutip News.com.au, pria terduga pemerkosa bernama Mithun Hansda itu dilaporkan tewas di dekat kota Dumka, Jharkhanda, India setelah jasad bocah yang hilang itu ditemukan di danau.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya