16-12-1998: Bill Clinton Perintahkan Serangan Udara ke Irak

Penolakan Irak atas inspektur senjata PBB memicu Bill Clinton untuk memerintahkan serangan udara ke Negeri 1001 Malam tersebut.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Des 2017, 06:09 WIB
Diterbitkan 16 Des 2017, 06:09 WIB
Presiden ke-42 Amerika Serikat, Bill Clinton
Presiden ke-42 Amerika Serikat, Bill Clinton (Public Domain)

Liputan6.com, Washington, DC - Pada hari ini di tahun 1998, Presiden Amerika Serikat yang berkuasa saat itu, Bill Clinton, mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan serangan udara ke Irak karena negara itu menolak bekerja sama dengan inspektur senjata PBB.

Keputusan Clinton tersebut tidak mendapat dukungan dari anggota Kongres. Mereka menudingnya menggunakan serangan udara untuk mengalihkan perhatian dari proses pemakzulan terhadap dirinya.

Sehari sebelumnya, DPR merilis sebuah laporan yang menuding Clinton melakukan "kejahatan berat dan pelanggaran ringan" terkait skandal yang melibatkan Monica Lewinsky. Clinton disebut telah berbohong tentang hubungan seksual terlarangnya dengan pegawai magang Gedung Putih itu.

Seperti dikutip dari History, PBB mengutus inspektur senjata ke Irak pada 1997 setelah muncul dugaan bahwa pemimpin Irak saat itu, Saddam Hussein, berupaya membangun senjata pemusnah massal. Berulang kali akses terhadap inspektur senjata itu ditolak Saddam hingga akhirnya keputusan melancarkan serangan udara pun diambil Clinton.

Banyak anggota Kongres setuju dengan pemimpin mayoritas Partai Republik saat itu, Trent Lott, bahwa serangan udara yang diperintahkan Clinton "mencurigakan" dan "tergesa-gesa". Mereka menilai kebijakan itu hanyalah "tipuan" untuk mengalihkan perhatian publik dari proses pemakzulan hingga akhirnya tindakan tersebut terbukti dengan sendirinya gagal dalam membujuk Saddam untuk mematuhi tuntutan PBB.

Clinton dalam pidatonya yang disiarkan televisi menegaskan, "Presiden Irak itu salah jika ia berpikir... perdebatan serius tentang pemakzulan akan mengalihkan perhatian warga AS atau melemahkan tekad kami untuk menghadapinya."

Selanjutnya, suami dari Hillary Rodham Clinton itu menyatakan bahwa keputusannya untuk meluncurkan serangan udara, sangat mendesak bagi kepentingan vital Amerika dan keamanan dunia.

Meski demikian, pada akhirnya, perhatian publik AS dan pers tetap mengarah pada Clinton dan pertarungannya untuk menyelamatkan kepresidenannya. Baik serangan udara atau ancaman pemakzulannya antiklimaks. Clinton "dibebaskan" oleh Senat pada Februari 1999 dan serangan udara ke Irak gagal mengintimidasi Saddam agar mengizinkan inspektur senjata PBB mendapat akses penuh ke fasilitas senjata Irak.

Sejarah mencatat peristiwa lain terjadi pada 16 Desember 1960. Kecelakaan udara dahsyat terjadi ketika dua pesawat bertabrakan di udara, tepatnya di langit kota New York. Setidaknya 134 orang tewas dalam musibah tabrakan yang melibatkan pesawat United Airlines DC-8 dan TWA Super Constellation tersebut.

Dalam momen berbeda, penggemar sepakbola tentu mengenang 16 Desember 1899 sebagai hari lahir klub sepakbola Associazione Calcio Milan atau akrab disebut A.C. Milan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya