Paus Fransiskus: Berita Palsu yang Sensasional Adalah Dosa Serius

Paus mengingatkan para jurnalis untuk memberikan informasi yang tepat, lengkap, dan benar serta tidak memberikan laporan sepihak.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 17 Des 2017, 17:36 WIB
Diterbitkan 17 Des 2017, 17:36 WIB
Paus Fransiskus: Saya akan Bersikap Tulus Saat Bertemu Trump
Paus Fransiskus saat misa mingguan di Vatikan 14 Mei 2017 (Vincenzo PINTO / AFP)

Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus baru-baru ini mengkritik tajam para jurnalis yang mengeruk keuntungan dengan membuat berita dari skandal lama dan menjadikannya sensasional. Paus mengatakan bahwa ini adalah dosa yang sangat serius yang menyakitkan semua orang yang terlibat.

Fransiskus, yang berencana untuk mengabdikan pesan komunikasi tahunannya, akan berfokus kepada "berita palsu". Ia mengatakan kepada media Katolik pada hari Sabtu bahwa para jurnalis melakukan sebuah misi yang merupakan "fundamental" bagi masyarakat demokratis.

Paus Fransiskus mengingatkan para jurnalis untuk memberikan informasi yang tepat, lengkap, dan benar serta tidak memberikan laporan sepihak. Demikian seperti dikutip dari The Guardian pada Minggu (17/12/2017).

"Anda seharusnya tidak jatuh ke dalam 'dosa-dosa komunikasi' seperti disinformasi, atau hanya memberi informasi dari satu sisi, fitnah yang sensasional, atau penghinaan," kata Paus Fransiskus.

"Jangan mencari hal-hal yang merupakan skandal lama yang telah terselesaikan dan telah membuat orang-orang yang terlibat telah damai," lanjut Paus.

Paus Fransiskus menyebut tindakan itu sebagai "dosa berat yang menyakitkan hati jurnalis dan menyakiti orang lain".

 

Paus dan Perubahan Iklim

Hal keras lainnya yang kerap dibicarakan Paus Fransiskus adalah perubahan iklim. Bahkan, pemimpin umat Katolik itu menyebut para penolak fenomena alam itu memiliki jiwa buruk. 

Dia menambahkan, upaya untuk memerangi perubahan iklim tertahan oleh orang-orang yang menyangkal ilmu pengetahuan, mereka yang tidak peduli atau pasrah terhadap isu itu, hingga mereka yang berpikir bahwa hal itu dapat dipecahkan dengan solusi teknis.

"Kita harus menghindari jatuh ke dalam sikap buruk ini, yang tentu saja tidak membantu penelitian jujur dan dialog yang tulus dan produktif," kata Paus, seperti dikutip dari Associated Press pada November 2017.

"Jelas, mereka yang menolak perubahan iklim adalah mereka yang memiliki sikap dan jiwa buruk," lanjutnya.

Paus mendesak para juru runding pada pertemuan COP23 di Bonn untuk mengambil tindakan bebas dari kepentingan khusus dan tekanan politik atau ekonomi. Paus asal Argentina itu juga meminta adanya dialog jujur mengenai masa depan planet ini.

Negosiator di pertemuan COP23 Bonn sedang bekerja untuk mengimplementasikan Climate Change Paris 2015 yang bertujuan untuk membatasi emisi global.

Paus tidak menyebutkan nama negara mana pun. Namun, Presiden Trump sebelumnya mengumumkan bahwa Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan Paris.

Pada 2016, Fransiskus mengatakan bahwa pemanasan global terjadi karena aktivitas manusia dan dia meminta bahan bakar fosil untuk dihapus secara bertahap tanpa penundaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya