Liputan6.com, Delhi - Polisi India mengerebek sebuah gedung bertingkat empat milik sebuah perguruan spiritual yang disebut Adhyatmik Vishwa Vidyalaya di barat laut Delhi. Di tempat itu, para petugas dibuat terkejut karena menemukan 200 wanita dan remaja putri dikurung di sejumlah ruangan yang terkunci.
Tak hanya itu, menurut Swati Maliwal, Komisioner Perempuan Delhi yang turut dalam penggerebekan, mengatakan kondisi di dalam gedung itu mengerikan.
"Seperti benteng pertahanan," kata Maliwal seperti dikutip dari The Guardian pada Jumat (22/12/2017).
Advertisement
"Sewaktu akhirnya kami bisa masuk, kami hanya bisa berjalan empat langkah lalu menemukan pintu besi. Kemudian, baru lima langkah, ada gerbang besar yang terkunci," lanjutnya.
Baca Juga
"Bangunan itu penuh dengan sel tersembunyi. Seluruh struktur dibangun seperti labirin," katanya.
Wanita-wanita yang ditemukan di komplek itu tampak linglung dan terbius. Beberapa di antaranya harus dibopong oleh polisi, ucap Maliwal.
Sejumlah besar alat suntik dan obat-obatan berserakan di fasilitas tersebut, yang telah beroperasi selama sekitar 25 tahun.
Maliwal mengatakan, dia mencoba salah satu cairan yang diberikan kepada para wanita.
"Selama dua jam saya pusing," ujar Maliwal.
Pengadilan tinggi Delhi, India memerintahkan penggerebekan tersebut pada Selasa 19 Desember 2017 sebagai tanggapan atas sebuah petisi oleh sebuah LSM yang mengklaim ada banyak anak perempuan dan wanita disimpan dalam "kondisi seperti binatang".
Pengakuan itu didapat oleh LSM India tersebut ketika membantu seorang gadis yang telah diperkosa di fasilitas tersebut sebelum akhirnya melarikan diri.
Bukti lainnya di perguruan spiritual yang ditemukan oleh Maliwal adanya "tumpukan surat yang berisi aktivitas seksual" yang ditulis oleh wanita kepada pemimpin perguruan spritual itu.
Si guru spiritual India yang memiliki asrama spiritual India bernama Virender Dev Dikshit. Dikshit sendiri telah dipanggil untuk menghadap pengadilan tinggi.
Â
Kasus Serupa
Kasus Dikshit membandingkan kasus dengan Ram Rahim Singh, seorang "godman" flamboyan yang dihukum karena memperkosa dua pengikutnya pada bulan Agustus lalu .
Pengakuannya memicu kerusuhan dan serangan pembakaran oleh beberapa ribuan pengikutnya.
Maliwal mengatakan bahwa dia khawatir ada banyak fasilitas serupa yang dijalankan oleh kelompok yang sama di India sebagai lokasi eksploitasi seksual.
Meski dianggap jadi biang kerok eksploitasi seksual, tak sedikit pengikut Dixit yang sadar dirinya disalahgunakan. Dalam penggerebekan kali ini, banyak wanita di fasilitas tersebut menolak untuk pergi.
Namun, polisi tetap berupaya untuk mengeluarkan wanita terutama anak-anak yang berada di bawah umur.
Seorang anggota staf di fasilitas tersebut telah membantah melakukan kesalahan, mengatakan kepada Indian Express: "Kami telah menulis dokumen dari wanita-wanita ini kepada polisi di desa mereka."
"Para wanita itu, ingin tinggal di sini dengan kemauan sendiri dan diberi makan dengan baik, serta diajarkan yoga dan Atharva gyan (ajaran Veda)."
Advertisement
Kasus Dua Dekade
Setelah penggerebekan di Adhyatmik Vishwa Vidyalaya, warga di seputar asrama itu mulai membuka diri.
Salah satu warga mengatakan, dalam dua dekade, sejumlah laporan pelecehan seksual dilaporkan ke polisi. Namun tak ada satupun tindakan yang diambil.
"Aku juga diancam ketika akan membocorkan masalah ini ke media. Tapi aku tak takut. Aku ingin membebaskan anak-anak perempuan itu," kata seorang ibu yang namanya tak ingin disebut seperti dimuat dalamAni News.
Sambil menceritakan kejadian lain, ibu itu berkata, "Salah satu anak perempuan temanku diperkosa sekitar dua setengah bulan yang lalu. Dan setiap kali kami lapor polisi, mereka meminta kami untuk memberikan bukti. Korban mengatakan, di gedung itu ada kelompok anak perempuan berdasarkan usia mereka. "
Menggemakan sentimen serupa, tetangga lain mengatakan bahwa dia sering melihat gadis-gadis masuk ke gedung itu dan tidak pernah kembali.
Seorang mantan pengunjung rutin gedung itu berkata, "Saya datang ke sini pada tahun 1999. Baba (Virendra Dev Dixit) sering memanipulasi kami sehingga Anda akan mulai memanggil istri Anda, saudara perempuan Anda. Saya memutuskan untuk keluar setelah menyadari bahwa itu tidak berlaku untuk keluargaku."
Sehari sebelum penggerebekan, Pengadilan Tinggi Delhi menunjukkan surat perintah penahanan Virendra Dev Dikshit.
Surat itu dikeluarkan setelah dua korban menceritakan apa yang menimpa kepadanya. Mereka dipaksa melayani nafsu seks Dikshit dan dikurung di ruangan.
Pengadilan tinggi juga mencari rincian mengenai delapan 'perguruan serupa' yang terkait dengan Dikshit.Â
Adapun dadis-gadis yang diselamatkan, telah dikirim ke rumah penampungan, dan diberi konseling.
Â