Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi akan menerima kunjungan Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj pada Jumat, 5 Januari 2018 sore di Jakarta.
Dengan menggunakan format sidang Komisi Bersama (RI - India Joint Commission), kedua menlu akan membahas beragam isu, mulai dari penguatan ekonomi, perdagangan hingga terorisme.
"Pertemuan itu akan menjadi Joint Commission ke-5 antara RI dan India. Lewat sidang tersebut, Menlu Retno dan Menlu Swaraj akan membahas beberapa isu, seperti terorisme, ekonomi, penguatan kemitraan strategis, serta ekspor kelapa sawit," kata Ferdy Piay, Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri RI, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Melanjutkan penjelasannya, Ferdy mengatakan, isu terorisme yang akan dikupas oleh kedua menlu tersebut meliputi potensi Indonesia untuk memberikan bantuan kepada India mengenai teknis deradikalisasi aktor teroris.
"Proyek deradikalisasi akan ditawarkan ke India. Mereka sendiri telah menyatakan keinginannya untuk mempelajari program deradikalisasi yang Indonesia terapkan di Tanah Air," tambah Ferdy.
Isu kemitraan strategis yang telah terbangun sejak 2005 oleh kedua negara juga akan menjadi topik pembahasan, terkhusus yang meliputi aspek ekonomi, sosial dan budaya.
Dalam bidang ekonomi, Menlu Retno turut akan mendorong penguatan hubungan perdagangan dengan India. Neraca perdagangan Jakarta - New Delhi, yang pada tahun 2017 lalu mencapai sekitar US$ 14,8 miliar (dengan surplus untuk RI senilai US$ 8 miliar), akan berusaha untuk ditingkatkan oleh Indonesia.
Begitu juga dengan nilai ekspor Indonesia ke India yang mencapai angka sekitar US$ 11,5 miliar. Komoditas ekspor utama RI ke India adalah minyak kelapa sawit.
"Dialog kedua menteri pada pertemuan itu juga sangat penting bagi ekspor kelapa sawit Indonesia. Apalagi mengingat, India menjadi negara tujuan ekspor kelapa sawit terbesar Indonesia dan produk tersebut menjadi komoditas impor terbesar India," tambah sang Direktur.
"Maka kita usahakan agar relasi perdagangan sawit itu dapat kita pertahankan. Karena, kalau ada perubahan kebijakan perdagangan dari India, akan berpengaruh besar bagi kita," tambahnya.
Ferdy juga mengatakan bahwa Retno dan Swaraj akan membahas mengenai ekspor batu bara dan kerja sama energi, seperti energi bersih dan terbarukan serta proyek pembangkit listrik antara RI dan India.
Â
Bahas Usulan Kunjungan PM Narendra Modi ke Indonesia
Dalam pertemuan tersebut pada Jumat esok, Menlu RI Retno Marsudi juga akan mendorong Menlu India Sushma Swaraj untuk mampu membujuk Perdana Menteri Narendra Modi agar datang ke Indonesia pada paruh pertama tahun 2018.
"Menlu akan usahakan agar PM Modi bisa datang ke Indonesia pada paruh pertama tahun 2018. Karena, kalau masuk paruh kedua 2018 atau 2019 sudah tidak mungkin, karena sudah mulai masuk 'tahun politik', pilkada dan pemilu," ujar Direktur Asia Selatan dan Tengah, Ferdy Piay di Jakarta, 4 Januari 2017.
Presiden RI Joko Widodo pun juga akan turut mengupayakan agar PM Modi mampu bertandang ke Tanah Air pada paruh pertama 2018.
Sebagai bagian dari upayanya, Jokowi pun dikabarkan akan kembali melakukan lawatan ke India untuk kedua kalinya dalam 13 bulan terakhir. Kunjungan itu dalam rangka memenuhi undangan untuk menghadiri 25 Tahun Hubungan RI dan India serta Hari Perayaan Republik India. Kunjungan itu akan dilaksanakan pada 25 - 26 Januari 2018.
"Jika PM Modi telah datang ke Indonesia tahun ini, pemerintah RI akan mengupayakan untuk penandatanganan sejumlah kesepakatan kerja sama baru antara kedua negara," tambah Ferdy.
Advertisement