Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Prosedur Pemutihan Penis Jadi Tren di Thailand, Seperti Apa?

Klinik di Bangkok, Thailand mempromosikan prosedur operasi plastik terbarunya yakni pemutihan penis.

oleh Afra Augesti diperbarui 06 Jan 2018, 00:10 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2018, 00:10 WIB
Tren Pemutihan Penis di Thailand
Tren pemutihan penis di Thailand yang dilakukan di Lelux Hospital. (AFP)

Liputan6.com, Bangkok - Klinik di Bangkok, Thailand, mempromosikan prosedur operasi plastik terbarunya melalui media sosial, yaitu operasi pengubahan pigmentasi kulit pada penis atau prosedur pemutihan penis.

Terdengar aneh memang, karena biasanya klinik ini kerap melakukan operasi untuk pembesaran payudara. Sontak, tren baru ini langsung viral.

Seorang karyawan Lelux Hospital Atittayapa Photiya mengunggah foto dan video prosedur pemutihan penis ke laman Facebook pribadinya, Rabu 3 Desember 2018.

Sejak saat itu, postingan tersebut telah dibagikan (share) sebanyak 20.000 kali dan mendapatkan 10.000 komentar. Dalam video itu, tampak seorang pria sedang berbaring di meja klinik, sementara dua orang dokter terlihat melakukan prosedur laser.

"Tidak ada rasa sakit, tidak perlu pemulihan juga," tulis Photiya, dikutip dari Newsweek, Kamis (4/1/2018).

Ia pun menjabarkan prosedur baru itu. Pasien hanya perlu disuntik menggunakan lemaknya sendiri. Lemak diinjeksikan ke dalam mons pubis -- bagian dari genitalia luar, yaitu jaringan lemak yang melapisi persambungan tulang pubis -- agar tampilannya lebih sintal.

Setelah itu, dokter akan memulai prosedur laser pemutihan. Prosedur pemutihan penis dilakukan dalam beberapa tahapan. Masing-masing tahap berharga sekitar US$155. Apabila pasien ingin lebih ringkas, ia bisa mengambil lima tahap sekaligus dengan harga US$ 650.

 

Tuai Kontroversi

Tren Pemutihan Penis di Thailand
Tren pemutihan penis di Thailand yang dilakukan di Lelux Hospital. (AFP)

Lelux Hospital mulai menawarkan prosedur pemutihan penis pada Juli 2017, setelah salah satu kliennya mengeluhkan pigmentasi gelap pada selangkangannya. Sejak itu, dokter kulit di klinik itu terus melakukan prosedur pemutihan penis pada puluhan pasien laki-laki.

"Hari ini banyak orang yang menanyakannya. Sekitar 100 klien dalam sebulan datang ke klinik kami. Dalam sehari, kami bisa menangani tiga hingga empat pasien. Usia rata-rata mereka antara 22 dan 55 tahun dan kebanyakan merupakan LGBT," kata Bunthita Wattanasiri, Manajer Departemen Skin and Laser di Lelux Hospital.

Tren kecantikan di Thailand agak sedikit berbeda dari negara-negara di dunia. Kebanyakan orang lebih di Barat memilih untuk menggelapkan kulitnya, sehingga tampak lebih kecoklatan dan eksotis.

Tapi di Thailand, banyak kaum metropolitan memilih untuk memutihkan kulitnya agar tampak cerah, baik melalui prosedur laser maupun produk perawatan kulit.

Akan tetapi, prosedur pemutihan kulit yang marak di Thailand menimbulkan kontroversi, termasuk tuduhan mempromosikan rasisme. Contohnya saja iklan bulan Januari 2016 yang memajang slogan "Putih membuatmu menang" (Whiteness makes you win), seperti yang dilaporkan The Guardian saat itu.

"Kami menggunakan peralatan laser pigmentasi yang biasa digunakan pada perawatan kulit lainnya. Semua peralatan kami telah mendapat sertifikasi dari Kementerian Kesehatan Masyarakat," kata Manajer Pemasaran Lelux Hospital, Popol Tansakul.

Menurut dia, prosedur baru kliniknya itu sangat digemari orang-orang, sehingga calon pasien harus memesan terlebih dahulu, minimal satu minggu sebelum operasi laser dijalankan.

Tansakul menambahkan, sejauh ini tidak ada satupun pasiennya yang mengeluh soal efek samping pemutihan penis tersebut. Namun, pihak berwenang di Thailand justru menyampaikan keprihatinannya.

Menurut surat kabar Thailand The Nation, Wakil Direktur Jenderal Departemen Dukungan Pelayanan Kesehatan Dr. Thongchai Keeratihuttayakorn mengatakan, lapisan kulit di bagian pribadi manusia sifatnya sensitif.

Prosedur pemutihan laser bisa menyebabkan iritasi, alergi dan pembengkakan alat vital.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya