Liputan6.com, Pyongyang - Sebuah laporan yang baru-baru ini terbit menulis bahwa misil Korea Utara jatuh di salah satu kota negara itu. Dalam uji coba itu, misil Korut jatuh di kota terdekat hanya beberapa menit setelah peluncurannya.
Pejabat AS mengatakan, misil jarak menengah Hwasong-12 meledak di tengah-tengah perjalanannya menuju target yang ditentukan. Lalu, terbakar dan jatuh di kota terdekat pada 28 April tahun lalu.
Dikutip dari Independent pada Minggu (7/1/2018), data terbaru melaporkan, misil gagal itu mendarat di kota Tokchon, sekitar 90 mil dari ibu kota Korea Utara, Pyongyang.
Advertisement
Tokchon sendiri memiliki 200 ribu populasi.
Baca Juga
Misil itu meledak saat jatuh, menyebabkan kerusakan yang cukup parah di sebuah kompleks industri atau bangunan pertanian. Hal itu diungkap majalah The Diplomat yang mengutip sumber di intelijen AS bersama sebuah gambar satelit.
Setelah diluncurkan dari landasan Pukchang, Korea Utara misil itu terbang sekitar 24 mil ke arah timur laut. Namun, tak tambah tinggi setelah terbang sekitar 43 mil.
Sumber pemerintah AS mengatakan mesin tahap pertama rudal tersebut gagal beroperasi sekitar satu menit setelah diluncurkan.
Rudal bahan bakar cair dapat menyebabkan ledakan besar saat gagal, dan citra satelit dari Google Earth diambil setelah tes menunjukkan area yang bersih di mana bangunan pernah berdiri.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh publikasi tersebut, sulit untuk memverifikasi apakah kegagalan tersebut menyebabkan kematian karena susahnya memverifikasi kabar dari Korea Utara.
Rudal Gagal Korut Juga Berbahaya
Laporan tersebut menyoroti bahaya uji coba rudal Korea Utara yang gagal. Jika rudal jatuh ke arah Jepang, lintasannya bisa menyerupai serangan.
Negara yang mengisolasikan diri itu telah meluncurkan rudal balistik ke Jepang sejak Agustus 2017. Korea Utara tidak memberikan peringatan sebelum uji cobanya sehingga membuat negara-negara terdekat dan Amerika Serikat bertanya apakah peluncuran rudal merupakan uji coba atau serangan yang sah.
Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa terowongan, hanggar dan tempat penyimpanan yang baru dibangun Korea Utara mengindikasikan rudal mereka bukan target mudah untuk dihancurkan.
Artikel Diplomat terbit saat Perdana Menteri Jepang memperingatkan bahwa situasi keamanan yang dihadapi negaranya adalah yang paling berbahaya sejak Perang Dunia Kedua karena "provokasi Korea Utara yang tidak dapat diterima".
"Bukan berlebihan untuk mengatakan bahwa lingkungan keamanan di sekitar Jepang paling parah sejak Perang Dunia Kedua," kata Shinzo Abe, saat ia bersumpah untuk mendukung pertahanan negara tersebut dan melindungi rakyat Jepang.
"Dengan meningkatkan tekanan terhadap Korea Utara, bersama dengan masyarakat internasional, saya ingin melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah nuklir, rudal dan isu penculikan olej Korea Utara."
Awal pekan ini, Nikki Haley, duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan bahwa AS mendengar laporan bahwa Korut mungkin bersiap untuk menembakkan rudal lain.
Peluncuran rudal balistik "mungkin akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang", kata pejabat militer kepada NBC News. Seorang pejabat mengatakan kemungkinan peluncuran bisa dilakukan pertengahan minggu, sementara yang lain menyebut dalam waktu dekat.
Donald Trump juga mengejek Kim Jong-un dengan mengatakan bahwa ia memiliki tombol nukli "lebih besar dan lebih kuat" daripada yang dimiliki diktator Korea Utara.
"Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un hanya menyatakan bahwa 'Tombol Nuklir ada di mejanya setiap saat'. Akankah seseorang dari rezimnya yang kelaparan untuk memberi tahu dia bahwa saya juga memiliki tombol nuklir.
"Tapi milik saya jauh lebih besar dan lebih kuat daripada dia," kicau Trump dalam Twitternya.
.Â
Advertisement