Liputan6.com, Thalatheen - Setidaknya 23 orang dilaporkan tewas dan sejumlah orang mengalami luka-luka dalam ledakan besar di Idlib, Suriah, yakni kawasan yang dikuasai oleh pemberontak.
Syrian Observatory for Human Rights mengatakan, ledakan tersebut mengenai markas pemberontak. Meski demikian, tujuh di antara korban tewas diyakini merupakan warga sipil.
Dikutip dari BBC, Senin (8/1/2018), belum jelas dari mana ledakan di Distrik Thalatheen, Suriah, tersebut berasal. Sejumlah laporan mengatakan bahwa itu merupakan bom mobil, sementara lainnya menyebut ledakan itu adalah serangan drone.
Advertisement
Baca Juga
Badan pengamat tersebut mengatakan bahwa tim penyelamat berupaya untuk mencari jasad para korban tewas dan menyelamatkan mereka yang terluka, baik dari gedung target serangan di Suriah itu maupun rumah-rumah di dekatnya.
Sementara itu, masih ada beberapa orang yang masih dinyatakan hilang.
Idlib Masih Dikuasai Pemberontak
Faksi pemberontak yang markasnya diserang disebut-sebut adalah Ajnad al-Qawqaz. Kelompok tersebut bertempur bersama Fateh al-Sham Front, yang merupakan mantan afiliasi al-Qaeda, untuk memerangi tentara Suriah.
Provinsi Idlib, yang berbatasan dengan Turki, adalah salah satu benteng besar terakhir bagi para pasukan yang menentang kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Tentara Suriah kehilangan wilayah tersebut pada 2015, di mana Idlib menjadi satu-satunya provinsi yang mendapat kontrol penuh dari pemberontak.
Tentara Suriah dan sekutu-sekutunya telah berjanji untuk mengambil kembali Idlib dan provinsi di dekatnya, Hama.
Dalam beberapa pekan terakhir telah terjadi bentrokan sengit di Idlib, usai tentara kian menggencarkan serangannya untuk merebut jalan penting antara Damaskus dan Aleppo.
Advertisement