Negara Ini Pakai Robot Angsa untuk Cek Kualitas Air Bersihnya

Peneliti di Singapura berhasil ciptakan robot angsa untuk meneliti kualitas air bersihnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 21 Jan 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2018, 21:00 WIB
Sekumpulan robot angsa yang digunakan untuk mengecek kualitas air bersih Singapura - AP
Sekumpulan robot angsa yang digunakan untuk mengecek kualitas air bersih Singapura - AP

Liputan6.com, Singapura - Peneliti dari Universitas Nasional Singapura berhasil menciptakan robot angsa yang berfungsi untuk mengetes kualitas air untuk konsumsi publik di negeri Singa itu.

Dilansir dari laman Dezeen pada Minggu (21/1/2018), robot angsa yang dinamakan NUSwan itu dijalankan melalui kendali jarak jauh dengan tenaga pendorong berupa baling-baling bawah air, layaknya pada perahu mesin.

Dilengkapi dengan beberapa sensor, NUSwan dirancang untuk melakukan pengamatan dan penelitian kualitas pada sumber air tawar dan waduk, seperti kadar oksigen terlarut atau klorofil, yang berdampak pada lingkungan sekitar.

Robot ini diyakini mampu hadirkan alternatif pengecekan kualitas air yang kompleks, namun lebih murah dibandingkan metode yang selama ini digunakan oleh pemerintah Singapura.

Sebagaimana diketahui, wilayah yang kecil membuat Singapura harus berpikir keras untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduknya. Selalui mellalui proses distilasi air laut, peemrintah setempat juga membangun sumur serapan dan waduk tampung untuk menangkap air hujan, lalu kemudian diolah menjadi air yang aman dikonsumsi manusia.

"Di negara sekecil Singapura, penanganan pasokan air bersih adalah isu yang krusial. Penanganannya juga kompleks, serta rentan mengalami gangguan pada ketahanan kualitas yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti meningkatnya urbanisasi, aktivitas rekreasi, dan lain sebagainya," ujar salah peneliti terkait kepada surat kabar The Strait Times.

Singapura Terancam Mengalami Krisis Pasokan Air Bersih

Ilustrasi Singapura
Ilustrasi Singapura (AP/Wong Maye-E)

Laju perkembangan Singapura yang pesat dari tahun ke tahun membuat mega kota ini mulai mengalami ketimpangan antara jumlah wilayah resapan air dan konsumsi publik. Wilayah resapan air di bagian tengah, utara, dan barat Singapura perlahan mulai tergusur oleh derap pembangunan properti dan ragam infrastruktur.

Masalah tersebut sebenarnya sudah disadari oleh pemerintah Singapura sejak dekade 80-an, yakni salah satunya dengan menerapkan kebijakan pembangunan waduk tampung di beberapa lokasi. Waduk-waduk tampung ini bertujuan untuk menampung air hujan dan mengolahnya menjadi air bersih. Belakangan, beberapa waduk tampung juga digunakan sebagai medium untuk mengonversi air limbah menjadi air bersih.

Kementerian Lingkungan dan Sumber Air Singapura menyebut kian banyaknya tantangan untuk menjaga pasokan air bersih sejak memasuki abad ke-21.

Ada tiga hal utama yang menjadi isu penting dalam mencari solusi ketahanan pasokan air setempat, yakni konservasi kawasan resapan air, ancaman naiknya permukaan laut, dan solusi pengolahan limbah air terpadu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya