Donald Trump Puji Pemimpin Afrika di WEF 2018, Kapok Dicela?

Setelah mencemooh negara-negara Afrika dengan sebutan 'negara lubang dubur, kini Donald Trump justru memuji salah satu pemimpinnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2018, 11:36 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2018, 11:36 WIB
Presiden Donald Trump dan Presiden Paul Kagame
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Presiden Rwanda Paul Kagame dalam pertemuan bilateral di sela pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, 26 Januari 2018. (AFP)

Liputan6.com, Davos - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, berusaha memperbaiki hubungan dengan salah seorang pemimpin negara Afrika, Presiden Rwanda, Paul Kagame.

Sikap baiknya ditunjukkan saat sesi diskusi empat mata dalam World Economic Forum 2018 di Davos, Swis, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (26/1/2018). Ia mengagung-agungkan kemitraan AS dengan Rwanda.

Pertemuan Donald Trump dengan Paul Kagame tetap dilangsungkan, meski sebelumnya Presiden AS ke-45 itu telah mengolok-olok negara-negara Afika dengan menyebut "negara lubang dubur".

Trump menyebut diskusinya dengan Kagame berjalan lancar dan luar biasa. Bahkan saat menjumpai awak media, kedua pemimpin tersebut sama sekali tak menyinggung soal ucapan kotor Donald Trump dua pekan lalu.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gemar Mencela Negara-Negara Sahabat

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (AFP Photo)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (AFP Photo)

Bukan Donald Trump jika tak ada kata kontroversial keluar dari mulutnya. Kali ini, Presiden AS itu menyebut, Haiti dan negara-negara Afrika berasal dari 'lubang dubur' dalam pertemuan dengan anggota kongres AS.

"Kenapa kita memperbolehkan orang-orang dari negara-negara lubang dubur datang ke sini?" tanya presiden menurut Washington Post yang mengutip dua petinggi yang hadir dalam pertemuan tertutup itu.

Diberitakan oleh New York Post, pada Jumat (12/1/2018), para politisi dalam pertemuan bipartisan di kongres AS yang hadir terperangah dengan pernyataan Donald Trump itu.

Donald Trump menolak rencana AS untuk memulihkan perlindungan bagi imigran dari Haiti, El Salvador dan negara-negara Afrika.

Sebaliknya, dia mendukung Amerika Serikat harus membawa lebih banyak orang dari negara-negara seperti Norwegia, Washington Post melaporkan.

Gedung Putih tidak menyangkal bahwa Trump membuat pernyataan tersebut, sebagai tanggapan, malah mengeluarkan sebuah pernyataan yang berbunyi, "Presiden Trump memperjuangkan solusi permanen yang membuat negara kita lebih kuat dengan menyambut mereka yang dapat berkontribusi pada masyarakat kita, menumbuhkan ekonomi kita dan asimilasi ke dalam bangsa kita yang agung."

Ini bukan pertama kalinya Donald Trump menghina Haiti.

Tahun lalu, setelah mengumumkan bantuan untuk negara itu, dalam sebuah pertemuan di Oval Office, Trump menyebut orang Haiti "semuanya menderita AIDS".

Tak hanya itu, Donald Trump juga pernah mengatakan, imigran Nigeria tidak akan pernah "kembali ke gubuk mereka" jika diizinkan masuk ke AS.

Namun, Gedung Putih dengan keras membantah laporan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya