Sekolah Ini Larang Siswa Memiliki Panjang Kuku Lebih dari 1,5 cm

Sebuah sekolah di Inggris memiliki peraturan 'nyeleneh', melarang siswanya memiliki panjang kuku lebih dari 1,5 cm.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 30 Jan 2018, 06:54 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2018, 06:54 WIB
Kesehatan Tulang
Ilustrasi Kuku

Liputan6.com, Straffordshire - Para orang tua di Rawlett School. sebuah sekolah dasar di kota Straffordshire, Inggri, menganggap konyol aturan yang melarang siswanya memiliki panjang kuku jari tangan lebih dari 1,5 cm. Namun, pihak sekolah mengklaim aturan tersebut dibuat berdasarkan hasil rapat dengan orang tua siswa.

Dilansir dari laman Metro.co.uk pada Selasa (30/1/2018), selain tentang aturan panjang kuku, pengelola sekolah terkait juga menetapkan kebijakan baru mengenai seragam siswa.

Siswa laki-laki diwajibkan mengenakan celana panjang abu-abu yang dipadukan dengan blazer resmi sekolah. Sementara siswa perempuan tidak boleh mengenakan rok di atas lutut, tidak boleh mengenakan riasan mencolok, dan tidak boleh menata rambut secara ekstrem.

Begitu pentingya persoalan panjang kuku, sampai-sampai pihak sekolah tersebut turut mengatur bentuk potongan kukunya. Siswa diwajibkan memotong ujung kuku membulat dengan ukuran setengah diameter 5 mm.

Pihak sekolah berkilah bahwa aturan itu dimaksudkan untuk melatih kedisiplinan siswa, sekaligus mendorongnya lebih peka terhadap pentingnya menjaga kesehatan.

"Kuku adalah salah satu bagian tubuh yang sangat rentan menjadi sumber masuknya penyakit, yang juga berisiko ganggu fokus belajar siswa," jelas kepada sekolah terkait, Tim Basset, kepada media.

 

 

Berdampak pada Kondisi Emosional Siswa

3 Tas yang Biasa Dipakai Anak SMA, Apa Saja Ya?
Ilustrasi anak sekolah memakai tas. (via: National Geographic Indonesia).

Banyak orang tua siswa memprotes peraturan tersebut, dan menyebutknya tidak masuk akal.

"Saya tidak menyoal tentang aturan kebersihan dan kedisiplinan pada siswa. Tapi, apa urgensinya mewajibkan siswa memiliki panjang kuku yang seragam? Apakah hal tersebut dapat membuat siswa menjadi lebih pintar?" protes Ann Dunenham, salah satu orang tus siswa.

Ann merasa sekolah tersebut sudah terlalu jauh mengurusi hal-hal di luar wewenangnya sebagai tempat menuntut ilmu.

Protes serupa juga disampaikan oleh Janine Edmunds, salah seorang wali siswa lainnya. Menurut Janine, peraturan tersebut justru akan berdampak pada kondisi emosional siswa.

"Bukan tidak mungkin siswa akan merasa bosan, dan bahkan tidak betah, untuk melanjutkan sekolah. Bisa saja mereka akan merasa kurang bergairah dalam belajar karena telah terlebih dahulu dituntut oleh banyak peraturan," ujar Janine.

Bukan hanya Rawlett School saja yang menetapkan aturan berlebihan terhadap siswanya. Beberapa sekolah lain di Inggris, terutama sekolajh swasta, juga mulai menetapkan aturan serupa, mengurusi dengan detail penampilan siswanya, dengan alasan sebagai bagian dari latihan kedisiplinan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya