Liputan6.com, Jharkhand - Polisi di India menerima laporan tentang perlakuan sadis seorang kepala sekolah. Perempuan pemimpin sekolah itu diduga memaksa 13 murid meletakkan tangan mereka di atas api lilin.
Perbuatan kepala sekolah bernama Sushanti Hembrom itu dilatarbelakangi usaha pencarian murid berusia 9 tahun yang telah mencuri uang temannya.
Baca Juga
Insiden itu terjadi pada Rabu lalu, di sebuah sekolah swasta di negara bagian Jharkhand, India timur. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Minggu (4/2/2018).
Advertisement
Usai protes dari banyak orang tua, Hembrom diskors.
Polisi mengatakan kepada BBC di India bahwa kepala sekolah tersebut mengatakan bahwa dia mengharapkan siswa yang bersalah tersebut mengaku karena ketakutan.
Tujuh dari 13 siswa yang dipaksa mengaku mengalami luka bakar yang berkelanjutan.
Setidaknya satu di antara murid-murid tersebut tangannya ditahan secara paksa di atas nyala api oleh kepala sekolah itu. Murid tersebut terluka parah dan harus dirawat di rumah sakit. Setelah diskors, Hembrom lalu dipecat.
Polisi India mengatakan Hembrom, yang sejak saat itu mengakui apa yang terjadi, mengatakan bahwa dia telah membuat "kesalahan besar" dan telah meminta maaf kepada siswa dan juga orang tua mereka.
Hukuman Fisik Hal Biasa di India
Hukuman fisik di sekolah di India awalnya adalah hal biasa di negeri itu. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, hal itu telah dilarang.
Meski dilarang, tetap saja banyak sekolah yang masih menerapkan hukuman fisik.
Pada bulan Maret 2017, sejumlah orang tua kaget mengetahui bahwa 70 gadis berusia sekitar 10 tahun ditelanjangi di sebuah sekolah publik di utara negara bagian Uttar Pradesh untuk "memeriksa darah haid".
Advertisement