Hamas: Israel Akan Mengobarkan Perang dalam Waktu Dekat

Hamas mengklaim Israel akan mengobarkan perang dalam waktu dekat. Namun, sejumlah analis mengatakan hal itu terlalu berlebihan.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 05 Feb 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 08:15 WIB
20170207- Israel Serang Hamas di Jalur Gaza-AFP Photo
Sejumlah orang menghindari ledakan yang disebabkan oleh roket yang sengaja ditembakkan Israel untuk melumpuhkan Hamas di Jalur Gaza Utara, Senin (6/2). (AFP PHOTO / MOHAMMED ABED)

Liputan6.com, Gaza - Koran berbahasa Arab yang berbasis di London, Al-Hayat, melaporkan, para pemimpin Hamas dan kelompok organisasi Palestina percaya bahwa 95 persen Israel akan mengobarkan perang dalam waktu dekat.

Menurut koran itu, sejumlah petinggi kelompok di Gaza, termasuk pemimpin Hamas, Yahya Sinwa, Israel Defence Force atau IDF, akan mencari celah untuk menyerang Gaza di tengah latihan militer di selatan Israel.

Dikutip dari Jerussalem Post, Senin (5/2/2018), sebelum dugaan ini, kedua belah pihak saling serang. Pada Jumat malam, Israel mengklaim Hamas melontarkan roket.

Namun, roket semacam itu biasanya tidak dilontarkan oleh Hamas, kelompok yang menguasai wilayah tersebut, tapi oleh kelompok radikal ringan.

Usai klaim itu, pada Sabtu, pesawat tempur Israel serang kompleks militer Hamas. Namun, sumber keamanan Palestina mengatakan serangan itu tak menimbulkan korban jiwa.

Laporan koran itu juga menyebut potensi perang akan melibatkan pasukan Israel di darat, laut dan udara.

Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak tuduhan itu. Dalam pertemuan kabinet pada hari Minggu, Netanyahu mengatakan bahwa Israel tidak mencari perang.

"Kami menghadapi banyak tantangan. Kami adalah kekuatan utama di Timur Tengah yang mencegah penyebaran radikal, seperti yang disodorkan oleh ISIS dan Iran, yang mengancam seluruh dunia. Kami tidak mencari perang, tapi kami akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk membela diri, " kata Netanyahu.

Berlebihan?

Sebut Israel Negara yang Tak Diakui, Majalah Prancis Ditarik
Bendera Israel di Mal di Yerusalem dalam rangka 50 tahun berdirinya negara itu. Foto diambil pada 27 April 1998. (MENAHEM KAHANA / AFP)

Sementara itu, aktivis politik dan hak asasi manusia di Gaza mengatakan kepada Haaretz bahwa atmosfer di Jalur Gaza sangat suram dalam kaitannya dengan krisis kemanusiaan, beberapa di antaranya melibatkan pelaksanaan kesepakatan rekonsiliasi antara Hamas dan Otoritas Palestina (Palestinian Authority atau PA).  

Aktivis politik di HAM di Gaza juga percaya bahwa laporan tentang perang oleh Israel dilebih-lebihkan. Mereka mengklaim ini merupakan bagian dari upaya Hamas untuk melakukan diskusi internasional mengenai situasi kemanusiaan yang parah di Jalur Gaza dan kurangnya kemajuan menuju rekonsiliasi.

Israel tidak akan memulai perang dengan Hamas tanpa eskalasi nyata di selatan, seperti lonjakan tembakan roket ke masyarakat selatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya