Liputan6.com, Farwaniya - Seorang Diaspora Indonesia yang bekerja sebagai profesi Perawat Ministry Of Health (M.O.H) Kuwait mendapatkan penghargaan sebagai Staff Nurse terbaik periode 2017 ditempatnya bekerja, Farwaniya hospital.
Dialah Suparman, perawat yang berhasil mengharumkan citra perawat Indonesia di Kuwait, khususnya region Farwaniya.
Seperti diberitakan Kemlu.go.id, yang dikutip Jumat (9/2/2018), perawat asal Sulawesi ini dikenal cukup ramah, taat beribadah dan bertanggungjawab dengan pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya di ruang medical.
Advertisement
Sementara itu, acara pemberian penghargaan yang berlangsung di Crown Plaza hotel, dihadiri oleh Sheikh Faisal Al-Hamud Al-Malik Al-Sabah sebagai Gubernur Provinsi Farwaniya.
Pemberian penghargaan dari Kuwait ini tak hanya bagi perawat terbaik, namun juga kepada seluruh profesi kesehatan seperti Dokter, Radiologi, Matron, Anastesi, dan lainnya. Selain mendapatkan sertifikat staf terbaik, hadiah berupa Ipad 32 GB diberikan kepada semua perwakilan profesi terbaik.
Para penerima penghargaan tersebut terdiri dari beberapa negara sesuai kategori profesinya.
Sejauh ini para perawat Indonesia di Kuwait telah menunjukkan kemampuannya bersaing dengan rekan kerja dari berbagai negara.
Bulan Januari lalu, penilaian yang sama juga diberikan untuk perawat terbaik di bagian bedah rumah sakit (ward 4 surgical sabah hospital) kepada dua orang diaspora Indonesia, yaitu Ali Pulungan yang mendapatkan penghargaan staf perawat terbaik ke-2 dan Agung Setiadi staf perawat terbaik ke-3.
Kuwait Minta RI Jadi Penengah Krisis Teluk
Sementara itu, sebelumnya, Kuwait menyampaikan bahwa mereka meminta RI menjadi penengah krisis Teluk. Hal itu disampaikan saat perwakilan negara tersebut bertemu dengan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi.
Perwakilan khusus dari Uni Emirat Arab (UEA), Ma'ali Abdurrahman Muhammad Al-Uwais pada Kamis, 15 Juni 2017 di Gedung Pancasila Jakarta.
Al-Uwais yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Kesehatan UEA, ditunjuk sebagai perwakilan khusus untuk menyampaikan beberapa pesan kepada pihak Indonesia terkait retaknya hubungan Qatar dengan beberapa negara di kawasan negara teluk.
"Indonesia dipilih menjadi negara yang menerima pesan karena pihaknya menilai bahwa Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan seluruh negara di dunia. Posisinya dinilai netral dan selalu memberi kontribusi nyata terhadap perdamaian dunia," ujar Menlu Retno, di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kamis 15 Juni 2017.
"Pesan yang disampaikan adalah, pihaknya setuju bahwa dialog dan komunikasi secara langsung menjadi opsi tunggal demi terciptanya perdamaian. Kita juga berbicara bahwa military option is not an option. Jadi kita mengedepankan dialog politik agar tujuannya tercapai," ucap Retno.
Dalam pertemuan itu, Retno juga menyampaikan posisi Indonesia menanggapi isu tersebut, dan siap membantu upaya perdamaian. Sejak pemutusan hubungan diplomatik yang terjadi pada 5 Juni 2017 lalu, ia mengaku sudah berkomunikasi dengan menlu di berbagai negara.
"Dua hari yang lalu saat transit di Amsterdam, saya mendapat telepon dari Menteri Luar Negeri Kuwait. Ini adalah komunikasi kedua saya dengan Menlu Kuwait. Saat itu kita membahas perkembangan masalah krisis dan upaya yang akan dilakukan di masa mendatang," ujar Retno.
"Sebelumnya, saya juga berkesempatan menjadi pembicara pada Oslo Forum. Di sela-sela acara, saya juga berbicara dengan beberapa pejabat luar negeri, salah satunya menlu Uni Eropa. Sekali lagi, dialog adalah elemen paling utama untuk meredakan kasus tersebut. Saya juga merasa senang dan lega ketika UEA setuju untuk mengambil opsi dialog demi terwujudnya perdamaian," ia menambahkan.
Retno mengatakan, Indonesia akan terus memantau kondisi Timur Tengah. Komunikasi akan terus dijalankan bersama negara-negara kunci lainnya.
Indonesia juga berpesan kepada negara-negara kunci untuk tidak melakukan hal yang dapat meningkatkan tensi krisis Teluk.
Posisi Indonesia juga didukung secara penuh oleh emir Kuwait yang menjadi salah satu tokoh paling dihormati di kawasan Teluk. Oleh sebab itu, RI bersama negara lain di kawasan Uni Eropa akan terus mendukung mediasi antara Qatar dan negara kawasan Teluk yang terlibat.
Advertisement