Geng Narkoba Merajalela, Militer Ambil Alih Keamanan Brasil

Presiden Brasil meminta militer untuk mengamankan negara, melihat kondisi geng narkoba yang merajalela dan aksi kejahatan di jalanan yang terus meningkat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Feb 2018, 07:36 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2018, 07:36 WIB
Presiden Brasil Michel Temer. (AP)
Presiden Brasil Michel Temer. (AP)

Liputan6.com, Brasilia - Presiden Brasil memerintahkan tentara untuk mengambil alih komando pengamanan. Selain itu, orang nomor satu itu juga meminta agar militer membawahi polisi di Rio de Janeiro.

Langkah tersebut diambil presiden Brasil atas dasar geng narkoba telah "menguasai kota itu" secara keseluruhan, dan aksi kejahatan di jalanan yang kian meningkat.

"Saya mengambil tindakan ekstrem ini karena keadaan menuntutnya," kata Presiden Michel Temer setelah menandatangani keputusan tersebut seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (17/2/2018).

Dalam dekrit yang ditandatangani Jumat 16 Februari di istana Planalto di ibu kota Brasilia itu, mencakup seluruh negara bagian Rio. Bahkan termasuk wilayah metropolitan Rio de Janeiro yang berpenduduk 12 juta orang.

"Kejahatan terorganisir mengancam ketenangan bangsa kita. Oleh karena itu, kita baru saja meminta intervensi lfederal dalam menegakkan keamanan publik untuk Rio de Janeiro," jelas Presiden Temer.

Saksikan juga video menarik tentang Brasil di bawah ini:

Wewenang Penuh

Aksi Polisi Brasil Buru Gembong Narkoba di Daerah Kumuh
Para polisi militer Rio de Janeiro berlindung di sebuah tembok saat melakukan operasi penggerebekan di daerah kumuh Cidade de Deus di Rio de Janeiro, Brasil (1/2). (AFP Photo/Mauro Pimentel)

Tentara sejatinya sudah mulai berpatroli di beberapa bagian Rio de Janeiro, namun keputusan hari Jumat itu memberi militer wewenang penuh atas operasi keamanan di negara bagian Rio.

Para jendral militer sebelumnya bertanggung jawab untuk mengamankan kota itu selama Olimpiade 2016.

Menteri Pertahanan Raul Jungmann mengatakan bahwa tentara tidak akan mengganti polisi lokal atau negara bagian di lapangan, namun akan memberikan dukungan logistik dalam operasi mereka melawan gembong narkoba.

Kongres Brasil diperkirakan akan meratifikasi keputusan tersebut dalam waktu 10 hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya