Capres Turki Ini Janji Akan Invasi Yunani, Bakal Picu Perang Dunia III?

Seorang politikus Turki mendapat dukungan luas untuk menginvasi Yunani jika berhasil memenangi pemilu presiden. Benarkah pertanda Perang Dunia III?

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 20 Feb 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2018, 20:00 WIB
Dukungan Warga Turki untuk Tentaranya yang Perangi Kurdi di Suriah
Isikli Tosun Baba (60) melambaikan bendera saat pasukan Turki bergerak melewatinya di Oncupinar, Kilis, Turki, Minggu (28/1). Aksi itu dilakukan untuk mendukung serangan pasukan Turki ke kantung Kurdi di Afrin, Suriah. (AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Liputan6.com, Ankara - Pemimpin Partai Republik Rakyat -- salah satu partai terkuat di Turki -- mengancam akan menginvasi 18 pulau Yunani di Laut Aegean, dan memulai konflik yang disebut berisiko memicu terjadinya Perang Dunia III.

Kemal Kilicdaroglu, nama pemimpin partai terkait, melontarkan janji penuh retorika tersebut jika berhasil menduduki kursi kepresidenan pada pemilu yang diselenggarakan tahun depan.

Dilansir dari laman Express.co.uk pada Selasa (20/2/2018), pernyataan sikap yang bisa memicu Perang Dunia III itu muncul ketika Presiden Recep Tayyip Erdogan meneruskan kebijakan agresi militernya ke wilayah Suriah.

Kemal berjanji merebut sebanyak 18 pulau di wilayah Turki yang diklaim secara teritorial oleh Yunani. Ke-18 pulau itu, menurut Kemal, tidak memiliki dokumen lengkap yang menjelaskan kepemilikannya oleh Yunani.

Dalam pernyataanya di hadapan publik, Kemal akan mengulangi apa yang pernah dilakukan oleh mendiang Perdana Menteri (PM) Bulent Ecevit dalam menginvasi Siprus pada 1974.

Dalam sejarah, Siprus pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Turki Ottoman, di mana hal itu dianggap oleh PM Ecevit sebagai bagian dari riwayat yang harus dipertahankan.

Sementara itu, pernyataan Kemal mendapat dukungan dari Partai Kebaikan, sebuah partai baru yang kontroversial karena mengagung-agungkan kejayaan Turki masa lalu.

"Budaya dan sejarah di pulau-pulau tersebut berakar kuat pada kebudayaan besar Turki, bukan Yunani, dan ini harus segera diluruskan," ujar Meral Aksener, pemimpin Partai Kebaikan.

Menurutnya, rencana invasi tersebut tidak bertujuan memicu Perang Dunia III, tapi lebih kepada upaya merebut kembali hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh rakyat Turki.

 

Simak video tentang ketegasan Presiden Recep Tayyip Erdogan berikut: 

Menguatnya Pengaruh Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam forum pertemuan darurat OKI di Istanbul
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam forum pertemuan darurat OKI di Istanbul (Emrah Yorulmaz/Pool Photo via AP)

Sementara itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan melanjutkan operasi militer di utara Suriah, tepatnya di Kota Afrin, yang menjadi basis pergerakan kelompok radikal dari etnis Kurdi.

Presiden Erdogan belum lama ini mengancam perang terhadap pemerintahan Bashar al-Assad jika turut campur tangan dalam ketegangan di kawasan utara Suriah.

Dalam sebuah pidato terbarunya, Presiden Erdogan mengisyaratkan bahwa Turki juga bisa menghadapi Yunani, jika ditemui ketidaksengajaan "melewati batas" territorialnya.

"Keberanian mereka (Yunani dan Suriah) akan terus ada sampai mereka melihat kekuatan besar tentara kita, kapal perang kita, dan pesawat tempur kita…. Bagaimanapun, Afrin adalah milik kita, begitupun pada sebagian besar Laut Aegean dan Siprus," tegas Presiden Erdogan.

Laut Aegean merupakan kawasan yang paling rentan konflik di bagian tenggara Eropa. Pengaruh Turki yang terus menguat membuat negara-negara di sekitarnya gerah.

Ditambah lagi dengan fakta bahwa kawasan terkait menyimpan kandungan gas alam yang besar, membuatnya kian dilirik oleh kekuatan-kekuatan besar setempat di luar Turki, seperti Rusia, Mesir, dan Yunani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya