Kala Budaya Ngopi Mempererat Hubungan RI dan Australia

Sebuah penelitian ilmiah menunjukkan bahwa budaya minum kopi dapat kian mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia. Apa alasannya?

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 21 Feb 2018, 08:42 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2018, 08:42 WIB
Biji Kopi
Ilustrasi Foto Biji Kopi (iStockphoto)

Liputan6.com, Sydney - Selain diyakini mampu membangkitkan semangat, budaya menyeruput kopi juga mampu mempererat hubungan dua bangsa. Fakta itu setidaknya didapat dari hasil penelitian gabungan oleh Monash University, Queensland University, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.

Dilansir dari situs Australia Plus pada Selasa (20/2/2018), ide penelitian terkait datang dari Prof Ariel Heryanto, yang sekarang menjabat sebagai guru besar di Monash University.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bentuk hubungan apa yang ada di kalangan kelas menengah kedua negara, bukan di bidang yang sudah diketahui selama ini, seperti politik atau ekonomi.

Untuk itu, para peneliti mengadakan pengumpulan data melalui warga negara Indonesia yang dulunya pernah tinggal di Australia dan telah kembali ke Indonesia, serta warga negara Australia yang berada di Indonesia sekarang.

Penelitian dipusatkan pada aktvitas meminum kopi oleh para responden di tiga kota yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Bali.

"Kita memang ingin mengetahui interaksi sosial apa yang terjadi antara warga kedua negara dalam kehidupan sehari-hari," kata Ariel Heryanto.

Dalam paparannya, salah seorang peneliti, Dr Inayah Rakhmani dari Universitas Indonesia, mengatakan bahwa 'budaya kopi' merupakan salah satu bidang dimana warga kedua negara terlibat dalam hubungan yang tak banyak diketahui publik.

Inayah mencontohkan cerita Siti Maryam Rodja dari LSM bernama Baraka Nusantara yang membangun Sekolah Sangkabira di Sembalun di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Ide mendirikan Baraka Nusantara muncul di Brisbane, dengan pemikiran bagaimana membuat kopi asal Indonesia bisa lebih banyak tersedia di Australia, dan bagaimana bisnis itu bisa membantu warga di Sembalun," kata Inayah.

Sementara dari Australia sendiri ada cerita mengenai Jeffrey Neilson yang berasal dari University of Sydney. Dia sudah melakukan penelitian mengenai kopi di Indonesia selama 20 tahun terakhir.

"Jeffrey sudah banyak melakukan perjalanan di Indonesia, dan melihat bagaimana selama 10 tahun terakhir berkembangnya proyek-proyek kecil untuk memasok kopi asal Indonesia ke Australia, juga usaha memotong jalur distribusi sehingga kopi dari petani bisa langsung sampai ke pemilik cafe," tambah Inayah.

 

Simak video menarik tentang agrowisata kebun kopi Suwuk di Jawa Barat berikut: 

Keterlibatan di Bidang Musik dan Film

Ilustrasi musik gitar
Ilustrasi (iStock)

Penelitian ini juga mengungkapkan adanya hubungan kopi dengan pembicaraan mengenai seni, film dan kehidupan sosial lainnya.

"Di Indonesia, budaya kopi merupakan fenomena urban yang baru, khususnya di kalangan anak muda dan juga komunitas pembuat film independen," kata Inayah.

"Dan mereka membicarakan hal-hal seperti seni, film dan kehidupan sosial lainnya di kafe-kafe trendy yang sekarang bermunculan di berbagai kota," ujarnya.

Peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Dr Nadjib Azca, menggambarkan cerita mengenai Agung Leak dari Kedai Kebun Forum di Yogyakarta, yang mendirikan forum terkait di tahun 1996. Kafe tersebut sekarang menjadi tempat berkumpulnya orang yang tertarik dengan dunia seni.

"Tempat itu memang biasanya dikunjungi turis, dan kebanyakan berasal dari Australia. Namun biasanya warga lokal dan turis duduk terpisah. Namun di pertengahan tahun 2000-an hal tersebut berubah ketika Kebun Forum mulai mengadakan pameran seni," kata Azca.

Dalam wawancara dengan tim peneliti, Agung Leak menggambarkan bagaimana ketika ada pertunjukkan seni, semua yang hadir berbaur jadi satu.

"Adanya pertunjukkan atau pameran seni membuat mereka melupakan latar belakang sosial, dan membuat mereka berbicara hal di luar identitas mereka. Kita bisa mengaitkan ini dengan budaya kopi," kata Agung Leak.

Keterlibatan kopi dalam hubungan kelompok muda Australia Indonesia juga diungkapkan oleh melalui keterangan Fitri Mayang Sari yang selama di Australia terlibat dalam kelompok Australia Indonesia Youth Association (AIYA) dan Conference Australia Indonesia Youth (Causindy).

"Salah satu ide yang berkembang di kalangan anak muda adalah kerjasama lewat kopi, memperkenalkan Indonesia dan Australia lewat kopi,” kata Fitri Mayang Sari kepada tim peneliti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya