Di Australia, Muhammadiyah Imbau agar Umat Islam Indonesia Moderat

Ketua PP Muhammadiyah mengimbau agar umat Islam Indonesia bersikap moderat. Hal tersebut disampaikannya dalam kuliah umum di Monash University Australia.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2018, 09:09 WIB
Muhammadiyah Dukung Sistem Sekolah 5 Hari Walau Direvisi Jokowi
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Melbourne - Umat Islam Indonesia tidak akan mungkin tampil sebagai Islam rahmatan lil-‘alamin jika dirinya tertinggal dan tidak berkemajuan. Islam berkemajuan ingin mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan melalui transformasi sosial yang bersifat emansipasi, humanisasi, liberasi, dan transendensi.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir dalam kuliah umum di Monash University pada hari Jumat, 16 Februari 2018 di Melbourne. Demikian seperti dikutip dari Australia Plus (21/2/2018).

Haedar Nashir berada di Australia bersama dengan 37 rektor universitas Muhammadiyah dari seluruh Indonesia yang mengikuti kegiatan pendidikan dengan mengunjungi berbagai institusi pendidikan, termasuk Monash University.

Dalam kuliah yang dihadiri sekitar 100 orang tersebut, Haedar menjelaskan misi yang dijalankan oleh organisasi Muhammadiyah yang sekarang membawa konsep yang disebut Islam berkemajuan dalam kuliah yang disampaikan dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Menurut Haedar, dalam situasi kehidupan kontemporer yang kompleks di Tanah Air seperti sekarang ini, kehadiran Islam Indonesia yang berkemajuan menjadi sangat penting dan relevan.

"Umat Islam Indonesia yang mayoritas harus tampil sebagai umat berkemajuan, bukan sebagai golongan yang besar sebatas jumlah," kata lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tersebut.

"Apalah artinya besar secara kuantitas tetapi kalah dalam kualitas. Apakah artinya Islam moderat jika tertinggal dan tangan di bawah," ujarnya mempertanyakan.

"Umat Islam Indonesia yang besar dan moderat harus menjadi golongan besar yang unggul dan tangan di atas. Itulah relevansi kehadiran Islam dan umat Islam berkemajuan di Indonesia." kata ketua salah satu organisasi Islam terbesar di Tanah Air itu.

Kerja Sama Universitas Muhammadiyah dengan Australia

20170624-Muhammadiyah-Yogyakarta-Idul Fitri
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) (Jawa Barat) Prof Khaerul Wahidin termasuk dalam rombongan yang melakukan kunjungan ke Australia tersebut.

Menurutnya, Muhammadiyah menandatangani MOU dengan empat pihak di Australia yaitu Lembaga Kejuruan TAFE Holmesglen, Victoria University, Monash University dan Departemen Pendidikan Australia.

Diharapkan dari kerjasama ini, lembaga yang dipimpinnya berniat mengembangkan program pendidikan vokasi, atau keterampilan dengan standar nasional Australia sehingga nantinya dapat mewujudkan lulusan yang kompeten dan siap kerja.

Pengembangan prodi yang akan dilakukan di masa depan adalah di bidang hubungan masyarakat, informatika, industri, sipil, arsitektur, geodesi dalam program D3.

"Kita berharap ini bisa menampung hasrat lulusan SMA/SMK untuk menjadi ahli madya dalam menyerap lapangan kerja yang terbuka luas, baik untuk kebutuhan dalam maupun luar negeri," kata Prof Khaerul Wahidin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya