Kabut Oranye Tiba-Tiba Selimuti Kota di Australia Ini, Ada Apa?

Sebuah kota di barat daya Queensland, Charleville, diselimuti kabut oranye. Apa penyebab kondisi yang melanda kota di Australia itu?

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Feb 2018, 10:31 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2018, 10:31 WIB
Kabut oranye tiba-tiba menyelimuti kota Chareville di Australia usai badai debu menerjang
Kabut oranye tiba-tiba menyelimuti kota Chareville di Australia usai badai debu menerjang. (Queensland Police)

Liputan6.com, Charleville - Sebuah kota di barat daya Queensland, Charleville, diselimuti kabut oranye setelah badai debu menerjang kota itu. Badai yang melanda kota di barat Australia pada 20 Februari 2018 itu menumbangkan sejumlah pohon.

Warga pun tak ingin melewatkan kesempatan untuk mengabadikan kabut oranye yang terbentuk usai badai itu. Beberapa dari mereka mengunggah foto dan video ke media sosial.

Dikutip dari BBC, Rabu (21/2/2018), sejumlah otoritas Australia mengatakan, kondisi cuaca akhir-akhir inilah yang menjadi penyebab terbentuknya kabut oranye itu. Menurut dia, angin kencang mampu mengambil dan menyebarkan pasir-pasir berukuran kecil ke seluruh wilayah.

"Kami melihat beberapa kejadian ada pasir yang menerjang Queensland bagian barat karena ini adalah tempat yang kering dan panas, tapi ini menjadi salah satu peristiwa mengesankan dalam beberapa tahun terkahir," ujar Harry Clark dari Badan Meteorologi Australia.

Ia memperkirakan bahwa badai debu tersebut menerjang wilayah dengan jangkauan 200 km dan kecepatan 96 km/jam. Sementara itu jarak pandang di bandara setempat berkurang menjadi sekitar 200 meter.

 

Penuturan Warga

Kabut oranye tiba-tiba menyelimuti kota Chareville di Australia usai badai debu menerjang
Kabut oranye tiba-tiba menyelimuti kota Chareville di Australia usai badai debu menerjang. (Queensland Police)

Sejumlah warga Charleville mengatakan, badai itu datang tiba-tiba.

"Kami mendengar gemuruh, lalu kami keluar...dan ketika balik badan, ada badai debu merah menerjang," ujar Paige Donald kepada Australian Broadcasting Corp.

"Mata kami tertutup debu," ucap Donald.

Sementara itu warga lain mengatakan bahwa ia belum mengamankan kondisi rumahnya saat badai itu menerjang.

"Aku tak menutup jendela kamar sebelum aku berangkat kerja pagi ini!" tulis Sonja Street kala mengunggah foto kasur yang diselimuti pasir.

Polisi mengatakan, badai yang menerjang kota berpenduduk 3.300 orang itu bertahan selama beberapa jam dan menyebabkan kerusakan kecil di sejumlah rumah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya