Liputan6.com, New York - Seks tak selalu menyenangkan bagi sebagain karena bisa membuat mereka stres.
Permasalahannya bukan karena tak ada pasangan, melainkan beberapa permasalahan seksual yang mereka alami. Terkadang, seorang pria yang mengalami hal ini malu dan tak bisa berbuat apa-apa.
Advertisement
Baca Juga
Jika diberitahu kepada pasangan tentu mereka akan jadi menghindar. Kalau masalah seksual ini terus dirahasiakan, maka akan fatal ujung-ujungnya.
Beberapa permasalahan seksual bagi pria ini sebetulnya dapat diatasi. Apabila, mereka mengkonsultasikannya kepada dokter.
Seperti dikutip dari laman Mensfitness.com, Selasa (27/2/2018), berikut 5 permasalahan seksual pria dan cara mengatasainya:
1. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi, atau yang dikenal dengan sebutan impotensi adalah ketidakmampuan seorang pria dalam mencapai ereksi saat berhubungan seksual.
Untuk mempertahankan ereksi, penis membutuhkan aliran darah yang baik. Menurut Dr. Carson, seorang ahli urologi di University of North Carolina School of Medicine mengatakan bahwa, mayoritas pasien yang datang ke ruangannya berkonsultasi untuk masalah ini.
Sebelum melakukan pengobatan, Dr Carson mengatakan, terlebih dahulu harus mengetahui penyebab terjadinya disfungsi ereksi.
Biasanya, penyebab terjadi karena obesitas, terlalu banyak merokok, kolesterol dan faktor penyakit kardiovaskular. Beberapa obat yang tersedia untuk mengatasi disfungsi ereksi mulai dari viagra, Lavitra dan Cialis.
Advertisement
2. Sindrom Defisiensi Testosteron
Sindrom defisiensi testosteron, atau hipogonadisme, tidak hanya dapat mempengaruhi kinerja seksual Anda, tetapi juga kesehatan tulang, tingkat energi, kekuatan otot, dan suasana hati Anda.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi, sebaiknya Anda menghubungi dokter dan mencari tahu penyebab utamanya.
Menurut Dr. Carson, terapi penggantian testosteron dapat membantu meringankan gejala, hingga kisaran testosteron Anda ada di tingkat normal.
3. Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie adalah kondisi dimana penis bengkok atau lengkung. Penderita akan mengalami sakit apabila ingin melakukan ereksi. Hal ini sangat mengganggu aktivitas seksual.
Perubahan bentuk penis ini biasanya akan terlihat jelas ketika ereksi. Penyakit Peyronie bisa dialami oleh pria pada usia berapa pun. Meskipun begitu, sebagian besar penderita adalah pria usia paruh baya.
Operasi adalah satu dari sedikit pilihan pengobatan yang tersedia, dengan risiko efek samping yang signifikan. Metode baru saat ini sedang diuji, seperti senyawa yang bisa disuntikkan ke dalam jaringan parut untuk meluruskan penis.
Advertisement
4. Ereksi Berkepanjangan
Priapismus adalah ereksi berkepanjangan yang terjadi di luar kehendak seorang pria selama beberapa jam. Hal semacam ini terjadi akibat darah di dalam penis terbendung dan tidak dapat mengalir keluar.
Pengobatan perlu dilakukan guna menghindari kerusakan permanen pada penis.
Pilihan pengobatan meliputi pengeringan darah berlebih dari penis dengan jarum suntik, obat untuk membatasi aliran darah ke penis, atau operasi.
Â
5. Disfungsi Ejakulasi
Ejakulasi dini adalah salah satu hal yang paling sering terjadi pada kebanyakan pria. Sekitar sepertiga pria mengalami hal ini.
"Ejakulasi dini sebenarnya lebih sering terjadi pada pasien di seluruh kelompok usia," ujar Dr. Carson.
Saat ini ada sedikit perawatan untuk ejakulasi dini. Obat antidepresan adalah salah satu pilihan. Anestesi topikal yang diterapkan pada penis juga bisa menunda ejakulasi dengan mengurangi sensasi.
Advertisement