Liputan6.com, London - Sebagian besar wilayah Eropa, termasuk di kawasan Mediterania, berselimut salju akibat hembusan angin lingkar kutub dari Siberia.
Dikutip dari BBC, Rabu (28/2/2018), hembusan angin yang disebut "Beast from the East" atau "Monster dari Timur" itu, menyebarkan kebekuan di Eropa. Temperatur terendah tercatat mencapai minus 30 derajat Celsius.
Setidaknya, tujuh orang dilaporkan tewas sejak Senin, 26 Februari 2018 dalam kondisi tak biasa itu.
Advertisement
Baca Juga
Polisi Polandia mengatakan, lima orang dilaporkan tewas pada Senin karena menurunnya suhu. Dua lainnya dilaporkan tewas di Romania pada Selasa, 28 Februari.
Polisi Romania mengatakan, pihaknya telah menutup puluhan jalan akibat suhu ekstrem yang melanda Eropa. Hampir 100 kereta api juga telah dibatalkan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengetuk Pintu Tetangga...
Komite Bulan Sabit Internasional (ICRC) meminta masyarakat untuk memeriksa keadaan tetangga mereka.
"Hanya mengetuk pintu seseorang untuk memeriksa apakah mereka memiliki semua yang mereka butuhkan dapat membuat perbedaan besar," ujar direktur ICRC di Eropa, Simon Missiri.
"Bahkan hal itu bisa jadi perbedaan antara hidup dan mati," imbuh dia.
Sementara itu, tim darurat Palang Merah telah membuka sejumlah tempat penampungan. Mereka juga menyediakan makanan hangat dan selimut untuk ribuan orang yang tersebar di seluruh Eropa.
Tempat penampungan darurat pun telah dibuka oleh banyak pihak dalam mengatasi kebutuhan tunawisma.
Advertisement
Salju Pertama di Roma dalam Enam Tahun
Pada Selasa, 27 Februari 2018, salju terlihat di lokasi ekskavasi Pompeii di Italia. Padahal, suhu rata-rata pada Februari di sana berkisar antara 6 hingga 14 derajat Celsius.
Cuaca dingin juga turut menerjang Roma. Ibu Kota Italia itu merasakan salju pertamanya dalam kurun enam tahun.
Sementara itu Badan Meteorologi Jerman mencatat suhu minus 30 derajat Celsius di Zugspitze -- puncak tertinggi di negara tersebut. Sementara itu suhu di sebagian besar wilayah Jerman berkisar minus 10 derajat Celsius.
Sementara itu kantor berita AFP melaporkan bahwa terdapat jumlah korban setidaknya 24 orang dalam empat hari terakhir.
Cuaca dingin diperkirakan akan terus belanjut hingga akhir pekan.