Liputan6.com, New York - Badai tahunan yang dijuluki Monster Nor'easter menghantam sejumlah besar wilayah Pantai Timur (East Coast), Amerika Serikat. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Nor'easter kali ini berkekuatan "ganas" dan melumpuhkan banyak daerah dan sebagian besar timur laut Kanada.
Selain menyebabkan angin ribut yang disertai hujan deras, salju, dan ombak ganas di pesisir, Monster Nor'easter juga mengakibatkan sedikitnya 5 orang tewas, demikian menurut ABC News, Sabtu (3/3/2018).
Baca Juga
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun di Virginia dilaporkan meninggal setelah sebuah pohon menimpa rumahnya, kata otoritas setempat.
Advertisement
Korban lainnya yaitu anak laki-laki berusia 11 tahun yang kejatuhan pohon tumbang di New York City, dan seorang wanita berusia 77 tahun yang tertimpa cabang pohon di luar rumahnya di Baltimore, kota terbesar di negara bagian Maryland, Amerika Serikat.
Sedangkan dua lainnya masih belum diketahui penyebab kematiannya.
Pergerakan dari Monster Nor'easter bulan ini diketahui lebih cepat dibandingkan prediksi para ahli. Ilmuwan menyebut penyebabnya adalah adanya fenomena bom genesis, yakni peningkatan drastis suhu di lautan Atlantik.
"Hal ini terjadi ketika massa udara dingin bertabrakan dengan massa air hangat di lautan Atlantik, sehingga memicu tekanan udara yang tinggi, sekaligus menyedot partikel air dalam jumlah masif," jelas salah seorang anggota Departemen Kelautan Nasional Amerika Serikat.
Ketika fenomena bom genesis terjadi, intensitas angin, curah hujan dan salju menjadi lebih kuat. Bahkan, petir bisa turut tercipta di kala hujan salju turun dan berdampak pada penurunan suhu yang sangat drastis di setiap daratan yang di lewatinya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Peringatan Angin Kencang
Salju turun di sebagian besar timur laut Amerika Serikat, termasuk Syracuse dan Albany, New York; New Jersey dan Pennsylvania timur. Sedangkan di Sussex County, New Jersey, salju sudah menyelimuti kota-kota tersebut setebal 10 inci.
Cuaca di New York City bahkan campur aduk: hujan, salju, hujan es dan angin.
Hujan juga telah membasahi bagian timur Long Island dan Massachusetts. Begitu pula dengan Connecticut dan Boston yang dilanda hujan lebat, banjir dan angin kencang.
Angin kencang berkekuatan 83 mph juga menyapu wilayah East Falmouth, Massachusetts, dan Little Compton, Rhode Island. Angin ini akan lanjut berembus melalui pesisir Massachusetts dan Rhode Island malam ini.
Sementara itu, peringatan angin kencang berkekuatan 50 sampai 65 mph dikabarkan terjadi di Carolina dan Massachusetts.
Di Pennsylvania, bus sekolah bahkan sampai terguling akibat angin kencang. Tidak ada siswa yang diangkut di dalamnya, sedangkan sopir bus mengalami luka ringan.
Insiden serupa juga terjadi di New York. Sebuah truk kontainer terbalik di Jembatan Verrazano-Narrows. Tak ada korban jiwa.
Di Suitland, Maryland, 300 orang mengungsi setelah sebuah gedung apartemen yang mereka tempati ambruk sebagian, menurut stasiun TV lokal WUSA.
Di Washington, D.C., angin berkekuatan 71 mph berembus di Bandara Dulles dan 62 mph di Bandara Internasional Reagan.
Prince William County Public Schools di Washington, D.C., ditutup hari ini karena peringatan angin kencang. Pemerintah federal juga telah menutup semua kantornya.
Advertisement
Berpotensi Sebabkan Banjir dan Gelombang Tinggi
Monster Nor'easter diketahui biasa terjadi pada September hingga April. Namun, lokasi terjadinya badai ini tidak menentu, tergantung arah angin yang bertiup dari Samudera Atlantik.
Biasanya, wilayah antara Kota Washington DC dan Kota Boston adalah yang paling sering dilintasi oleh badai mengerikan ini.
Untuk tahun 2018, karena pengaruh fenomena bom genesis, Monster Nor’easter datang membawa angin kencang yang memicu gelombang tinggi di banyak kawasan pesisir di timur AS.
Menurut analisis para ahli meteorologi, badai Nor’easter akan menghantam wilayah negara bagian North Carolina hingga Maine.
Kota-kota dengan populasi tinggi, seperti New York, Boston, dan Philadelphia juga disebut akan dilewati oleh Nor'easter.
Adapun risiko bencana banjir akibat badai terkait, diprediksi akan terjadi di negara bagian Massachusetts, yang sebagian besar wilayahnya berhadapan langsung dengan Samudra Atlantik.