Liputan6.com, New York - Para ilmuwan dikejutkan dengan penampakan koloni penguin Adelie yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Keberadaan mereka tersembunyi di kepulauan terpencil bernama Danger Islands, Antartika timur.
Ada lebih dari 750.000 pasang penguin yang hidup di pulau itu atau berkisar 1,5 juta ekor. Jumlah tersebut bahkan dikatakan oleh ilmuwan lebih besar dari gabungan Semenanjung Antartika, seperti diberitakan oleh Science Alert, yang dikutip Sabtu (3/3/2018).
Temuan ini sekaligus memberi harapan kepada para ilmuwan bahwa penguin masih dapat bertahan hidup di tengah pemanasan global yang mencekam. Sampai sekarang, masih ada kekhawatiran mengenai penurunan drastis dari jumlah spesies penguin-penguin itu, yang mana disebabkan oleh perubahan iklim.
Advertisement
Hal lain yang membuat para ilmuwan tercengang, yaitu tak satupun orang mengira kalau rangkaian pulau berbatu yang berada di ujung barat laut Semenanjung Antartika merupakan rumah bagi jutaan penguin Adelie.
"Sampai sekarang, tidak ada yang mengetahui bahwa Danger Islands menjadi habitat penting bagi penguin-penguin ini," kata Heather Lynch, seorang ekologi dari Stony Brook University yang merupakan salah satu penulis senior dalam penelitian tersebut.
Danger Islands sangat terpencil dan dikelilingi oleh es tebal. Artinya, keberadaan hewan menggemaskan itu tetap tersembunyi dari dunia luar dan terlindungi dari dampak perubahan iklim, termasuk aktivitas manusia.
Â
Simak videonya berikut ini:
Â
Menetapkan Kebijakan
Sebelumnya pada tahun 2014, para peneliti melihat sesuatu yang menarik melalui citra satelit NASA, tentang Danger Islands. Ditemukan adanya guano atau kotoran penguin yang membekas di sejumlah titik di pulau itu. Artinya, di sana ada tanda-tanda aktivitas binatang tersebut.
Untuk mengetahui apa yang terjadi, tim peneliti melakukan sebuah ekspedisi pada tahun 2015. Mereka penasaran dan ingin melihat dengan mata kepala sendiri, bilamana ditemukan penguin di Danger Islands.
Saat mereka tiba, mereka kaget bukan kepalang lantaran menemukan ratusan ribu ekor penguin. Berdasarkan penghitungan menggunakan survei pesawat tanpa awak atau drone, total penguin adalah 751.527 pasang.
Michael Polito, salah satu peneliti dari Louisiana State University, mengatakan bahwa ia kagum dengan jumlah penguin yang ia lihat.
"Air di sekitar pulau dibanjiri oleh penguin," kata Polito.
"Tak hanya Danger Islands yang memiliki populasi penguin Adélie terbesar, untuk kawasan Semenanjung Antartika, tapi juga di sepanjang sisi barat Semenanjung Antartika, meski perubahan iklim merajalela," tambahnya.
Temuan ini bisa membantu para ilmuwan untuk mengetahui penyebab utama menurunnya populasi penguin, di samping perkembangbiakan burung tersebut.
"Populasi Adelie di sisi timur Semenanjung Antartika berbeda dengan apa yang kita lihat di sisi barat, misalnya," kata salah satu penulis, Stephanie Jenouvrier, dari Woods Hole Oceanographic Institution.
"Kami ingin mengetahui alasannya. Apakah terkait dengan kondisi air laut yang melimpah di sana? Atau ketersediaan sumber makanan?" lanjutnya.
Kini, tim peneliti ingin menetapkan kebijakan untuk menjaga Danger Islands agar tetap terlindungi. Hasil penelitian telah dipublikasikan di Scientific Reports.
Advertisement