Liputan6.com, Singapura - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi meluncurkan tiga inovasi pelayanan publik bagi para Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Singapura. Peluncuran itu dilaksanakan di KBRI Singapura pada Minggu, 11 Maret 2018.
Seperti dikutip dari rilis resmi Kementerian Luar Negeri RI, Minggu (11/3/2018), tiga inovasi pelayanan publik itu meliputi:
- Kartu Pekerja Indonesia di Singapura untuk Pelaut (KPIS-Pelaut),
- Integrasi Data Aplikasi Pekerja Indonesia di Singapura (I-PIS) dengan BPJS Ketenagakerjaan, dan
- Aplikasi Online PPTKIS dan Mitra Usaha di Singapura.
"Sesuai arahan Presiden, Kemlu akan terus lakukan inovasi pelayanan publik bagi WNI di luar negeri. 3 inovasi KBRI Singapura ini adalah salah satu bukti komitmen kami," ujar Menlu Retno.
Advertisement
Baca Juga
Diharapkan dengan ketiga inovasi tersebut para TKI dapat menikmati berbagai pelayanan dengan lebih mudah dan cepat.
"KBRI Singapura akan selalu berusaha hadirkan pelayanan terbaik bagi teman-teman pekerja migran," ujar Duta Besar RI untuk Singapura, Ngurah Swajaya dalam sambutan pengantarnya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Dari Singapura ke Rusia
Selepas dari Singapura, Menlu RI Retno Marsudi akan melakukan kunjungan kerja ke Moskow, Rusia.
Kunjungan kerja itu membahas hubungan bilateral kedua negara, rencana kunjungan Presiden Vladimir Putin ke RI, dan mendulang dukungan demi memuluskan langkah Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
Retno akan tiba di Moskow pada 12 Maret malam waktu setempat dan resmi memulai kunjungan kerja pada keesokan harinya.
"Di Moskow, Ibu Menlu akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov -- membalas lawatan Lavrov ke Jakarta Agustus 2017 silam," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Arrmanatha menjelaskan, ada sejumlah agenda utama yang akan dibahas dalam pertemuan bilateral itu.
"Salah satu yang akan dibahas adalah persiapan kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia," kata sang jubir.
Isu lain yang akan dibahas adalah memperkuat kerja sama ekonomi.
"Termasuk pembahasan untuk mengupayakan Free Trade Agreement antara Indonesia dengan Eurasian Economic Union -- yang beranggotakan Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyztan, dan Rusia," lanjut pria yang akrab disapa Tata.
Di sisi lain, pembahasan itu juga dilakukan demi semakin meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia - Rusia yang kian bertumbuh setiap tahunnya.
Mendulang Dukungan
Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir juga menjelaskan bahwa kunjungan kerja Menlu Retno Marsudi ke Moskow juga dilakukan demi mendulang dukungan Rusia terkait pencalonan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
"Mengingat Rusia sebagai salah satu negara P5 atau Anggota Tetap DK PBB, maka Indonesia harus memanfaatkan lawatan ke Moskow nanti untuk menyatakan niat kita menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB," kata Arrmanatha.
Meski anggota tetap tidak bisa secara terbuka menyatakan dukungannya, tapi, Indonesia tetap berharap mendapat dukungan 'di balik layar' dari Rusia -- demi memuluskan langkah kampanye keanggotaan tidak tetap RI.
"Indonesia kan harus mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari anggota PBB. Termasuk Rusia yang menjadi Anggota Tetap DK PBB. Meski tidak bisa secara terbuka menyatakan dukungannya, kita berharap mendapat support dari Rusia. Di sisi lain, kita juga akan membahas rencana kita jika nantinya menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB," jelas Arrmanatha.
Advertisement