Liputan6.com, Bratislava - Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, resmi mengundurkan diri pada Kamis, 16 Maret 2018. Ia melepas jabatannya usai amarah publik membuncah lantaran dibunuhnya seorang jurnalis investigasi, Jan Kuciak.
Masyarakat menduga meninggalnya Jan Kuciak dan tunangannya, Martina Kusnirova, adalah kejahatan yang terorganisasi dan berkaitan erat dengan pejabat pemerintah.
"Hari ini saya telah mengajukan surat pengunduran diri saya kepada Presiden (Andrej Kiska). Jika Beliau menerimanya, saya siap undur diri esok hari," kata Fico saat memberikan keterangan kepada awak media di kantornya, dikutip dari UPI, Jumat (16/3/2018).
Advertisement
Presiden Slovakia, Andrej Kiska, menerima pengunduran dirinya dan mengamanatkan wakil Fico, Peter Pellegrini, untuk menggantikannya. Fico juga menyampaikan kepada Presiden bahwa ia akan terus menggeluti dunia politik dan aktif dalam partai yang dipimpinnya, Smer.
"Saya mengatakan kepada Presiden bahwa saya tidak akan meninggalkan dunia politik. Saya tetap ingin menjadi pemimpin partai yang aktif," ucapnya.
Sudah berminggu-minggu, posisi Robert Fico berada dalam fase kritis. Mau tak mau, ia juga terseret dalam krisis politik yang dipicu oleh pembunuhan Jan Kuciak pada Februari 2018.
Kuciak sedang menyelidiki dugaan penyusupan mafia ke Slovakia. Ia mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Fico, setelah diketahui bahwa salah satu ajudannya adalah mantan mitra bisnis 'Ndrangheta, sindikat kejahatan yang berpusat di Calabria, Italia.
Meski tidak setenar mafia Sisilia, 'Ndrangheta merupakan sindikat kejahatan paling kuat di Italia pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an.
Fico sempat menimbulkan kegelisahan dan tanda tanya di sejumlah wilayah di Slovakia, lantaran foto kontroversialnya. Dalam gambar tersebut terlihat ia berdiri di belakang sebuah meja di kantornya, di mana di situ diletakkan uang tunai 1 juta euro.
Ia berpose setelah diwawancara oleh Kuciak. Publik menilai, Fico tengah menyiratkan bahwa ia telah mengambil kendali atas penyelidikan sang wartawan.
Sebelum dibunuh, Kuciak melaporkan seluk beluk 'Ndrangheta yang telah membeli lahan pertanian di Slovakia. Mereka mengumpulkan subsidi Uni Eropa dengan bantuan pejabat Slovakia. Beberapa nama politikus Slovakia disebutkan dalam laporan tersebut.
Saksikan videonya berikut ini:
Tewasnya Jurnalis Investigasi Picu Krisis Politik di Slovakia
Puluhan ribu pengunjuk rasa kembali turun ke jalanan di sejumlah kota besar Slovakia, menyusul pembunuhan seorang jurnalis dan kekasihnya pada 25 Februari. Banyak demonstran menyerukan dilakukannya pemilu baru dan mengarahkan kemarahan mereka terhadap pemerintah.
"Pemerintah harus turun. Jelas mereka semua bersatu, mereka hanya ingin mempertahankan kekuasaan mereka," kata pemrotes Miroslav Sputsova kepada khalayak di Bratislava, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu, 11 Maret 2018.
Pembunuhan Jan Kuciak dan kekasihnya, Martina Lusnirova, telah mengguncang Slovakia dan Eropa. Keprihatinan mengenai kebebasan dan keselamatan pers pun meningkat usai pembunuhan Jan Kuciak dan sang kekasih.
Ján Kuciak dan kekasihnya, Martina Kušnírová, ditemukan tewas ditembak di rumah yang mereka tempati. Penemuan jasad itu terjadi setelah keluarga yang khawatir melapor polisi bahwa mereka tak mendengar kabar keduanya sejak pekan lalu.
Pembunuhan itu terjadi di tengah pembuatan laporan investigatif Kuciak soal kasus dugaan kecurangan pajak yang melibatkan pengusaha yang terhubung dengan partai berkuasa.
Dikutip dari The Guardian, Selasa, 27 Februari 2018, petugas kepolisian senior Slovakia, Tibor Gašpar, mengatakan bahwa pembunuhan tersebut kemungkinan berkaitan dengan kegiatan investigasi yang dilakukan Kuciak.
Jasad keduanya ditemukan pada Minggu, 25 Februari 2018 malam di Kota Vel'ka Mača, sebelah timur Ibu Kota Slovakia, Bratislava. Gašpar mengatakan, Kuciak ditembak di dada, sementara kekasihnya di bagian kepala.
Ia menambahkan, keduanya diperkirakan dibunuh antara Kamis, 22 Februari 2018 hingga Minggu, 25 Februari. Terdapat pula tanda-tanda bahwa Kušnírová mencoba bersembunyi dari pembunuhnya.
Hadiah sebesar 1 juta euro atau sekitar Rp 16,8 miliar diberikan kepada siapa pun yang bisa memberi informasi soal pelaku pembunuhan.
Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, mengatakan bahwa jika pembunuhan itu terbukti terkait dengan upaya investigasi Kuciak, maka itu akan menjadi serangan terhadap kebebasan pers dan demokrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Slovakia.
Wakil Presiden Komisi Eropa, Frans Timmermans, mengaku terkejut dengan pembunuhan jurnalis itu.
"Saya terkejut dengan pembunuhan jurnalis di Uni Eropa. Tak ada demokrasi yang dapat bertahan tanpa adanya pers yang bebas, di situ mengapa jurnalis patut menerima penghormatan dan perlindungan. Pikiran kami bersama dengan orang-orang yang dicintai Ján Kuciak dan kekasihnya, Martina Kušnírová. Keadilan harus ditegakkan," tulis Timmermans di Twitter.
Advertisement
Pernah Diancam
Kuciak bekerja di situs berita Aktuality.sk, di mana ia fokus untuk mengabarkan soal penghindaran pajak.
Tulisan terakhirnya diterbitkan pada 9 Februari 2018 yang mencakup dugaan kecurangan pajak yang berhubungan dengan sebuah kompleks apartemen mewah di Bartislava, yakni Five Star Residence. Laporan tersebut mengidentifikasi transaksi mencurigakan di antara lima perusahaan.
Pada Oktober 2017, Kuciak menulis di Facebooknya bahwa ia telah melaporkan ke kantor kejaksaan umum soal ancaman telepon dari pengusaha lokal yang memiliki keterlibatan dengan apartemen mewah itu, yakni Marian Kocner.
Akhir-akhir ini, Kuciak juga sedang menyelidiki dugaan pencurian dana Uni Eropa yang ditujukan untuk Slovakia timur oleh mafia Italia.
Gašpar mengatakan bahwa setiap orang yang pernah berhubungan dengan jurnalis akan diinvestigasi. Polisi juga memberikan pengamanan kepada sejumlah jurnalis Aktuality. Namun, ia tak memberikan detail lebih lanjut.