Warga Brasil Protes Pembunuhan Politikus dan Aktivis HAM

Presiden Brasil Michel Temer menyerahkan tanggung jawab keamanan Rio kepada tentara karena ada keluhan dari organisasi hak asasi mengenai tindakan polisi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2018, 07:48 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 07:48 WIB
Ribuan pengunjuk rasa di depan di Municipal Theater di pusat Kota Rio de Janeiro, dalam unjuk rasa memprotes kematian politisi perempuan yang juga anggota Dewan Kota Rio, Marielle Franco (AP)
Ribuan pengunjuk rasa di depan di Municipal Theater di pusat Kota Rio de Janeiro, dalam unjuk rasa memprotes kematian politisi perempuan yang juga anggota Dewan Kota Rio, Marielle Franco (AP)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Lebih dari 1.000 orang berpawai dari kawasan kumuh ke pusat kota di Rio de Janeiro, Brasil Minggu (18/3). Mereka memprotes dugaan pembunuhan anggota parlemen kulit hitam dan aktivis hak asasi manusia, Marielle Franco.

Dengan pengeras suara, penyelenggara aksi itu memekikkan bahwa "suaranya tidak akan dibungkam", pada saat demonstran sampai ke jalan utama kota.

Beberapa politikus yang ikut demonstrasi tersebut mengatakan, jika pembunuhan Franco untuk membuat orang takut berbicara. Sebaliknya, menurut mereka, keberanian akan menyebar ke seluruh Brasil.

Franco dan sopirnya ditembak mati pada Rabu, 14 Maret 2018, pada saat meninggalkan acara yang mendukung perempuan kulit hitam.

Franco adalah anggota Dewan Kota Rio de Jeneiro, Brasil, dan pendukung hak minoritas yang vokal. Dia sering berbicara menentang dugaan kekejaman polisi di daerah kumuh perkotaan.

Presiden Brasil Michel Temer menyerahkan tanggung jawab keamanan Rio kepada tentara karena ada keluhan dari organisasi hak asasi mengenai tindakan polisi yang sangat keras dan kadang-kadang mematikan.

Kritikus mengatakan kehadiran militer tampaknya tidak banyak berarti.

Polisi Dituduh Merenggut Hak Warga Sipil

Aksi Polisi Brasil Buru Gembong Narkoba di Daerah Kumuh
Para polisi militer Rio de Janeiro mengambil posisi saat melakukan operasi penggerebekan di daerah kumuh Cidade de Deus di Rio de Janeiro, Brasil (1/2). (AFP Photo/Mauro Pimentel)

Sementara itu, Franco yang lahir dan tinggal di kawasan kumuh Mare -- salah satu daerah rawan kriminal di Rio De Janeiro -- telah mendapat lebih dari 46.500 suara dalam pemilihan wali kota pada 2016.

Pada Minggu, 11 Maret 2018, Franco mengunggah status di akun Facebook resminya. Ia mengkritik pembunuhan polisi terhadap dua anak laki-laki saat sebuah serangan polisi di daerah bernama Acari.

"Kita harus berteriak sehingga semua tahu apa yang terjadi di Acari saat ini. Polisi Rio meneror dan merebut hak-hak masyarakat yang tinggal di Acari," tulis Franco.

"Minggu ini dua pemuda terbunuh dan dilempar ke selokan. Hari ini, polisi berada di jalan dan mengancam orang-orang yang tinggal di sana. Ini telah berlangsung selama berminggu-minggu, dan akan lebih buruk jika ditambah intervensi militer," dia melanjutkan.

Kritik tentang kekerasan yang terjadi di Acari itu tidak mendapat tanggapan dari pihak polisi.

Di satu sisi, kepolisian Brasil mengatakan akan terus memperpanjang operasi keamanan di Acari, termasuk menanggapi aksi baku tembak dengan para kelompok kriminal setempat.

Namun, ditegaskan kepolisian Brasil, tidak ada korban meninggal dari kalangan warga sipil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya