Liputan6.com, Kashmir - Bentrokan pecah antara militer India dan kelompok separatis di Kashmir pada Minggu, 1 April 2018. Menurut pejabat keamanan setempat, setidaknya 12 anggota kelompok bersenjata tewas dalam peristiwa tersebut.
Tiga personel militer juga tewas dalam peristiwa yang digambarkan polisi sebagai operasi anti-militan terbesar tahun ini.
"Pasukan keamanan India melancarkan operasi pengepungan dan pencarian di Distrik Shopian Kashmir pada Minggu pagi. Anggota kelompok militan yang bersembunyi menembaki pasukan, memicu baku tembak yang berlanjut hingga Minggu sore," terang Wakil Inspektur Polisi Yasir Qadri seperti dikutip dari CNN, Senin, (2/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
Operasi tersebut juga memicu bentrok antara pasukan keamanan dan demonstran anti-pemerintah yang turun ke jalan. Direktur Jenderal Polisi Shesh Paul Vaid menyebutkan via Twitter bahwa kerusuhan di Kashmir ikut menewaskan empat warga sipil.
Sementara itu, ribuan warga dilaporkan bergabung dalam prosesi pemakaman atas anggota kelompok militan yang terbunuh.
Adapun media lain seperti BBC menyebutkan, jumlah korban tewas mencapai 20 orang dan 70 lainnya terluka dalam bentrokan sengit tersebut. Korban tewas dari kelompok separatis di Khasmir dikabarkan 13 orang.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Titik Panas
Kashmir telah lama menjadi titik panas dalam konflik yang melibatkan India, Pakistan, dan China di mana ketiga negara saling klaim kepemilikan atas wilayah Himalaya.
"Pembagian wilayah" yang dilakukan oleh Inggris pada 1947 yang kini menghasilkan dua negara, yakni India yang didominasi Hindu dan Pakistan yang mayoritas muslim, membuat Kashmir mau tidak mau menjadi rebutan. Hal ini memicu konflik puluhan tahun dan ketegangan yang berujung pada lahirnya sejumlah perang antara India-Pakistan.
Kini, ketegangan antar kedua negara tetap tinggi di Garis Pengendalian sepanjang 435 mil, yang memisahkan bagian Kashmir yang dikontrol India dan Pakistan.
Kekerasan yang melibatkan kelompok separatis di Kashmir telah menewaskan lebih dari 47.000 jiwa sejak 1989. Jumlah tersebut belum termasuk mereka yang dinyatakan hilang akibat konflik. Sejumlah kelompok HAM dan organisasi nonpemerintah mengklaim, jumlah korban tewas dua kali lipat dari angka di atas.
Dikutip dari BBC, kebanyakan warga sipil Kashmir mendukung pemberontakan kelompok separatis yang menginginkan kemerdekaan atau berjanji setia kepada Pakistan.
Advertisement