Australia Rilis Peringatan bagi yang Ingin Saksikan Piala Dunia 2018 di Rusia

Wakil Perdana Menteri Australia Michael McCormack menyarankan warganya untuk berpikir tiga kali sebelum bepergian ke Rusia untuk menyaksikan Piala Dunia 2018.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Apr 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 15:00 WIB
Ilustrasi Australia
Ilustrasi Australia (AP)

Liputan6.com, Canberra - Otoritas Australia merilis peringatan bagi warganya yang berniat menyaksikan langsung perhelatan akbar Piala Dunia 2018 di Rusia.

"Mempertimbangkan ketegangan politik yang meningkat, Anda harus menyadari kemungkinan sentimen anti-Barat atau adanya gangguan. Tetap waspada, hindari setiap aksi protes atau demonstrasi dan hindari berkomentar secara terbuka tentang perkembangan politik," demikian bunyi travel advice terbaru pemerintah Australia, seperti dikutip dari news.com.au, Senin (2/4/2018).

Peringatan tersebut muncul menyusul ketegangan diplomatik antara Australia dan Rusia terkait dengan upaya pembunuhan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury, Inggris, pada Senin, 4 Maret 2018.

Inggris dan sejumlah negara Barat, termasuk Australia, meyakini bahwa dalang di balik percobaan pembunuhan tersebut adalah Rusia. Namun, tudingan ini dibantah Moskow.

Tindakan saling usir diplomat antara Inggris dan Rusia pun tak terelakkan. Sebagai bentuk dukungan terhadap Inggris, lebih dari 20 negara Barat lainnya juga ikut mengusir diplomat Rusia. Australia sendiri diketahui memulangkan dua diplomat Rusia dan Moskow membalasnya dengan jumlah yang sama.

Wakil Perdana Menteri, Michael McCormack, menyarankan warga Australia yang berencana bepergian ke Rusia untuk mempertimbangkan kembali niat mereka.

"Jelas ada pertikaian diplomatik saat ini setelah setelah penyerangan menggunakan racun saraf," ujar McCormark kepada ABC, seperti dilansir news.com.au.

Ia menambahkan, "Jika tidak terlalu penting bepergian ke Rusia pada saat ini maka pikirkan kembali, berpikirlah tiga kali untuk melakukannya."

Sebelumnya, Inggris telah mengumumkan bahwa keluarga kerajaan akan "menjauh" dari Piala Dunia 2018. Ini dilakukan sebagai respons Inggris.

Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, secara terang-terangan menyamakan Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia dengan Olimpiade Nazi pada 1936. Sementara itu, muncul seruan lain yang mendesak Piala Dunia ditunda atau lokasinya dipindah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rusia Angkat Bicara

Diplomat Rusia Tinggalkan Kedutaan Besar di London
Sejumlah staf diplomat beserta anggota keluarga membawa barang mereka meninggalkan Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di London, Selasa (20/3). Sebanyak 23 diplomat Rusia di Inggris secara resmi telah meninggalkan Ibu Kota Inggris. (Daniel LEAL-OLIVAS/AFP)

Dalam sebuah wawancara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, merespons kebijakan Barat. Ia menuding, Barat berusaha menghentikan negaranya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.

"Menurut saya, yang mereka upayakan adalah bagaimana mengambil gelar tuan rumah dari Rusia. Mereka akan menggunakan cara apa pun...," kata Zakharova.

Sebagai bentuk aksi solidaritas terhadap Inggris, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, pekan lalu mengumumkan bahwa pihaknya memberi waktu tujuh hari bagi dua pekerja intelijen Rusia untuk keluar dari negaranya. Dan Bishop menjelaskan bahwa pihak Rusia mematuhi ultimatumnya.

"Prioritas utama kami adalah menjaga staf kami dan membantu mereka kembali ke Australia dan kami meminta agar privasi mereka dihormati," demikian pernyataan bersama yang dirilis Bishop dan PM Malcolm Turnbull.

Inggris sendiri telah mengusir 23 diplomat Rusia, sementara Amerika Serikat memulangkan 60 orang, serta Prancis dan Jerman masing-masing empat orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya