Menteri Pertahanan China Kunjungi Rusia, Pamer Kemesraan ke AS?

Wei Fenghe baru bulan lalu ditunjuk untuk mengisi posisi Menteri Pertahanan China. Dari Moskow, ia mengirim sinyal ke Amerika Serikat...

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Apr 2018, 17:20 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2018, 17:20 WIB
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu dan Menteri Pertahanan China Wi Fenghe
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu dan Menteri Pertahanan China Wi Fenghe (Vadim Savitsky/Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Liputan6.com, Moskow - Amerika Serikat harus memperhatikan perkembangan hubungan militer China dan Rusia yang semakin dekat. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan baru China, Wei Fenghe.

Menurut kantor berita TASS, Wei Fenghe mengungkapkan pernyataan tersebut pada hari Selasa, 3 April 2018, setelah pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu.

"Saya mengunjungi Rusia sebagai Menteri Pertahanan baru China untuk menunjukkan ke dunia tingkat perkembangan yang tinggi dalam hubungan bilateral kami dan tekad kuat dari angkatan bersenjata kami untuk memperkuat kerja sama strategis," terang Wei seperti dikutip dari CNN, Rabu (4/4/2018).

"Pihak China datang (ke Moskow) untuk menunjukkan pada Amerika Serikat hubungan erat antara angkatan bersenjata China dan Rusia... Kami datang untuk mendukung Anda (Rusia)," imbuhnya.

Wei menambahkan bahwa China bersama Rusia siap untuk "mengekspresikan keprihatinan dan posisi bersama tentang masalah-masalah internasional yang penting di panggung-panggung internasional pula".

Pernyataan Wei yang dianggap tidak biasa itu muncul di tengah kedekatan antara Moskow dan Beijing. Pada November 2017, Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin berjanji akan meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama dalam isu-isu internasional.

 

Saksikan video pilihan berikut:

Kunjungan Putin ke China

Presiden Xi Jinping diapit oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat KTT Belt and Road (AP/Alexander Zemlianichenko)
Presiden Xi Jinping diapit oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat KTT Belt and Road (AP/Alexander Zemlianichenko)

Presiden Putin diketahui akan mengunjungi China pada akhir tahun ini. Itu merupakan kunjungan perdananya ke Tiongkok pasca-terpilih kembali untuk masa jabatan keempat.

Keharmonisan antara Rusia dan China salah satunya terlihat dalam pertemuan PBB pada September 2017. Kala itu, Menteri Luar Negeri kedua negara sama-sama mengecam sikap agresif Amerika Serikat dalam isu-isu global. Mereka mengatakan sebuah transisi sedang berlangsung menuju "dunia multipolar", tanpa satu negara adidaya.

Dukungan Beijing terhadap Moskow meningkat setelah Barat menjatuhkan sanksi keras, menyusul aneksasi Rusia atas Krimea.

Kedua negara juga saling dukung dalam sejumlah isu, seperti soal Korea Utara dan Suriah. Sikap mereka berlawanan dengan Amerika Serikat.

Wei Fenghe diangkat sebagai Menteri Pertahanan China bulan lalu. Pengangkatannya bagian dari reformasi militer yang dirancang Xi.

Orang nomor satu di China itu belum lama ini menyerukan Tentara Pembebasan Rakyat untuk diperkuat dengan "ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemerintahan berbasis aturan".

Membangun kekuatan tempur juga tengah dilakukan Rusia. Pada awal Maret, Rusia melakukan uji coba rudal baru yang oleh Putin diklaim dapat membuat sistem pertahanan NATO "tidak berguna sama sekali".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya