Cuma 3 Hari ke Prancis, Koper Bawaan Putra Mahkota Arab Saudi Mencengangkan

Kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, ke Prancis dimulai dengan makan malam bersama Presiden Emmanuel Macron.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Apr 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 08:15 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (AP Photo/Cliff Owen, File)

Liputan6.com, Paris - Dalam banyak hal, pria lazimnya lebih simpel dibandingkan wanita. Sederhananya saja ketika bepergian, barang yang dibawa kaum hawa biasanya jauh lebih banyak.

Namun, anggapan umum bahwa barang bawaan pria lebih simpel dibanding wanita saat bepergian, ternyata tidak berlaku bagi Mohammed bin Salman (32). Pewaris takhta Kerajaan Arab Saudi itu kedapatan membawa koper dalam jumlah banyak saat melawat tiga hari ke Prancis.

Saat melakukan lawatan ke Prancis, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman membawa koper dalam jumlah yang sangat banyak  (AFP/Eric Feferberg)

Sejumlah gambar yang diabadikan para juru foto menunjukkan tim asisten kerajaan tengah menurunkan koper-koper milik Pangeran Mohammed bin Salman dari sebuah truk. Sang putra mahkota diketahui mendarat di ibu kota Prancis pada hari Minggu, 9 April 2018.

Seperti dikutip dari news.com.au, Rabu (11/4/2018), setibanya di Prancis, MBS dijamu makan malam oleh Presiden Emmanuel Macron di Museum Louvre. Keduanya diperkirakan membahas sejumlah isu, mulai dari budaya dan investasi hingga perang di Yaman, yang dijuluki krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Makan malam tersebut menandai dimulainya kunjungan MBS ke Prancis. Sekitar 18 nota kesepahaman di sejumlah bidang seperti energi, pertanian, pariwisata, dan budaya dilaporkan diteken di Forum Saudi-France CEO, yang akan berlangsung pada Selasa waktu setempat. Demikian ujar sumber yang dekat dengan MBS ke AFP.

Kesepakatan Arab Saudi-Prancis untuk mengembangkan Al-'Ula, sebuah kota di Arab Saudi yang kaya dengan sisa arkeologi, dinilai akan menjadi salah satu sorotan utama dalam lawatan MBS. Namun, dalam kesempatan ini, rencana kunjungan MBS dan Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe, ke Station F, sebuah inkubator startup, dibatalkan.

Di lain sisi, kedatangan MBS ke Prancis disambut dengan unjuk rasa di selatan kota Aix-en-Provence, di mana MBS semula dijadwalkan akan menghadiri sebuah konser. Salah satu spanduk yang diusung demonstrans bertuliskan, "Jangan jual senjata ke Arab Saudi.

Kunjungan MBS ke Prancis merupakan rangkaian dari lawatannya ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Mesir.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Muda, Visioner, Ambisius

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman saat disambut oleh pejabat tinggi Prancis di Paris (8/4/2018) (Saudi Press Agency via Arab News)
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman saat disambut oleh pejabat tinggi Prancis di Paris (8/4/2018) (Saudi Press Agency via Arab News)

Lawatan Putra Mahkota Arab Saudi ke sejumlah negara, termasuk Prancis, terjadi setelah ia mengonsolidasikan kekuasaan di dalam negeri.

MBS dinilai memanfaatkan tur global ini untuk memproyeksikan reformasi sosial dan ekonomi yang dikejarnya demi menjadikan Kerajaan Arab Saudi kembali ke Islam moderat.

Didukung oleh lobi-lobi tingkat tinggi dan firma humas, MBS disebut-sebut berusaha mengubah citra Arab Saudi. Dari negeri kerajaan yang kaku, yang kerap dilabeli pengekspor ideologi jihadis, ke sebuah oasis modern.

Menurut Bernard Haykel, seorang profesor di Princeton University kepada AFP, lawatan Pangeran MBS dimaksudkan untuk menyatakan bahwa "Arab Saudi terbuka untuk bisnis".

"Dia memasarkan Arab Saudi sebagai mitra strategis dan bisnis ke Barat, juga sebagai sebuah stabilitas di kawasan, dibandingkan dengan rivalnya, Iran, yang digambarkannya sebagai kekuatan destabilisasi," terang Haykel.

Sebuah sumber mengklaim, hubungan MBS dan Presiden Macron terjalin erat. Kedua pemimpin muda ini sama-sama tengah melakukan reformasi yang menantang di negaranya masing-masing.

"Arab Saudi tidak mengatur ulang hubungan diplomatiknya dengan Prancis. Pemimpin kedua negara memiliki banyak kesamaan. Mereka muda, visioner, dan ambisius," ungkap sumber yang dekat dengan pemerintah Arab Saudi kepada AFP.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya