NASA Kirim Sperma Manusia ke Angkasa Luar, Untuk Apa?

NASA mengirimkan sperma manusia ke angkasa luar demi membuktikan hal ini...

oleh Afra Augesti diperbarui 13 Apr 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2018, 08:15 WIB
Sperma Sapi
Sperma sapi (bovine) yang tertangkap kamera mikroskop. (Foto: NASA)

Liputan6.com, Washington, D.C. - NASA telah mengirim sampel sperma manusia dan banteng ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) untuk diteliti.

Lembaga antariksa milik pemerintah Amerika Serikat ini ingin mengetahui potensi pembuahan yang mungkin terjadi pada mamalia saat berada di ruang hampa alias gravitasi nol.

Misi pengiriman sperma beku yang dijuluki Micro-11 itu diterbangkan ke ISS menggunakan kapsul Dragon dengan dorongan roket Falcon 9 buatan SpaceX. Peluncuran berlangsung di Cape Canaveral Air Force, Florida, Amerika Serikat, dua minggu lalu.

Setelah mencairkan sampel, astronot di ISS akan mengaktifkan sperma tersebut menggunakan ramuan kimia unik. Pergerakan sperma akan dimonitor dan difilmkan dengan saksama saat "berenang" dan menyatu dengan sel telur.

Usai fase awal selesai, sampel akan dicampur dengan pengawet dan kemudian dikirim kembali ke Bumi, tempat eksperimen diselesaikan.

"Berdasarkan percobaan sebelumnya, kurangnya gravitasi mampu mengurangi mobilitas sperma," kata Fathi Karouia, ilmuwan utama proyek Micro-11 NASA, seperti dikutip dari Space Daily, Kamis (12/4/2018).

Salah satu eksperimen yang dinyatakan berhasil adalah ketika NASA membuktikan bahwa sperma tikus bisa bertahan hidup selama sembilan bulan di angkasa luar. Sperma itu kemudian dikembalikan ke Bumi dan digunakan untuk reproduksi tikus.

"Penelitian ini sejalan dengan penyelidikan lain pada sampel organisme berbeda, yang telah menunjukkan bahwa mikrogravitasi memicu regenerasi sel," imbuh Karouia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Alsan di Balik Pemilihan Sperma Banteng dan Manusia

Stasiun Angkasa Luar Internasional
Stasiun Angkasa Luar Internasional paling baik dilihat sekitar satu jam sebelum fajar dan satu jam setelah matahari terbenam. (Foto: NASA)

Sperma banteng dipilih untuk penelitian ini karena pola gerakannya mirip dengan sperma manusia. Oleh karena itu, sperma banteng digunakan sebagai kontrol kualitas yang nantinya akan dibandingkan dengan sperma manusia.

"Kami belum tahu bagaimana misi luar angkasa ini dapat memengaruhi kesehatan reproduktif manusia. Investigasi tersebut akan menjadi langkah awal untuk memahami reproduksi dalam gravitasi rendah," tulis NASA dalam sebuah pernyataan.

Ini bukanlah kali pertama sel sperma dikirimkan ke angkasa luar. Sebelumnya pada 1988, Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) pernah mengirimkan sperma banteng. Selain itu, NASA juga pernahh mengirimkan sperma bulu babi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya