KBRI Arab Saudi Temukan Nenek Qibtiyah yang Hilang Kontak Selama 28 Tahun

WNI bernama Jumanti binti Bejo Bin Nur Hadi alias Qibtiyah Jumanah datang pertama kali ke Arab Saudi pada 14 Agustus 1990.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Apr 2018, 09:51 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 09:51 WIB
Nenek Qibtiyah bersama dengan Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel
Nenek Qibtiyah bersama dengan Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel (KBRI Arab Saudi)

Liputan6.com, Jakarta - KBRI Arab Saudi berhasil menyelamatkan seorang nenek usia 74 tahun yang putus kontak dengan keluarga di Indonesia selama 28 tahun.

WNI bernama Jumanti binti Bejo Bin Nur Hadi alias Qibtiyah Jumanah datang pertama kali ke Arab Saudi pada 14 Agustus 1990. Warga Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Bondowoso, ini sekarang berada di Rumah Singgah KBRI Riyadh dan dalam proses pemulangan ke Indonesia.

Beberapa waktu lalu, pada 9 Maret 2018, seorang WNI yang bekerja di Arab Saudi selama 40 tahun dan tidak pernah ada komunikasi dengan keluarga di Indonesia, viral di media sosial. KBRI Arab Saudi kemudian langsung merespons dan melakukan pengecekan database.

Namun, nama yang bersangkutan tidak ditemukan. Hal ini dipastikan karena sejak datang ke Arab Saudi, Nenek Qibtiyah tidak pernah mengajukan perpanjangan paspor sehingga iqomah (izin tinggal di Arab Saudi) tidak terdeteksi.

Pelacakan dilakukan KBRI dengan menghubungi majikan (kafil) dan saudara-saudaranya untuk mencari titik terang keberadaan Nenek Qibtiyah. KBRI pun menemukan data bahwa Qibtiyah bekerja di rumah Nourah Mohammed al-Daerim di kota Riyadh.

Keberadaan Qibtiyah mulai menemukan titik terang ketika KBRI Arab Saudi berhasil mendapatkan nomor kontak kakak kandung majikan Qibtiyah bernama Abdulaziz Mohammed al-Daerim. Demikian seperti dimuat dalam pernyatan tertulis KBRI Arab Saudi, yang diterima Liputan6.com, Jumat (20/4/2018).

Tim Perlindungan WNI langsung intensif melakukan penelusuran dengan menghubungi para WNI yang pernah berinteraksi dengan Qibtiyah Jumanah. Salah satunya adalah Niayah binti Kasimin yang bekerja di tempat kakak majikan Qibtiyah.

Niayah, WNI asal Malang ini menjadi sumber informasi strategis tentang keberadaan Qibtiyah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Dalam proses pemulangan

Nenek Qibtiyah bersama dengan Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel
Nenek Qibtiyah bersama dengan Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel (KBRI Arab Saudi)

Setelah majikan dan saudaranya mengetahui bahwa KBRI melakukan pelacakan intensif terhadap Qibtiyah, mereka berusaha untuk menghambat dan tidak kooperatif dengan memberikan informasi menyesatkan kepada tim KBRI bahwa Qibtiyah sudah dipulangkan ke Indonesia tiga bulan yang lalu.

Pada 14 Maret 2018, KBRI Riyadh mengirimkan nota diplomatik ke Kemenlu Arab Saudi untuk meminta bantuan dalam menelusuri keberadaan Qibtiyah.

Usaha ini belum membuahkan hasil hingga pada 27 Maret 2018, Dubes LBBP RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel menyampaikan surat khusus kepada Gubernur Riyadh, Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud yang juga keponakan Raja Salman untuk meminta bantuan pencarian Qibtiyah.

Gubernur Riyadh memerintahkan semua instansi di bawahnya untuk membantu KBRI Riyadh dalam menemukan Nenek Qibtiyah. Akhirnya pada 18 April 2018, Nenek Qibtiyah bisa ditemukan dan dijemput Tim Pelayanan WNI KBRI Arab Saudi untuk diproses hak-haknya dan kepulangannya ke Indonesia.

Sementara itu, menurut Dubes Agus, pihaknya sudah menghubungi anak pertama Nenek Qibtiyah, Saiful Hadi. "Pihak keluarga sangat bahagia sekali".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya