Liputan6.com, Managua - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menarik beberapa staf, diplomat kedutaan dan keluarga mereka keluar dari Nikaragua setelah kerusuhan mematikan di negara itu belum menunjukkan tanda-tanda berhenti.
Departemen Luar Negeri AS juga meningkatkan tingkat ancaman untuk Nikaragua menyusul protes yang mematikan, dan mendesak warga AS untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan ke negara itu.
Kedutaan di Managua tidak akan lagi memberikan layanan kepada publik, kecuali untuk keadaan darurat atau melalui telepon. Demikian seperti dikutip dari The Independent pada Selasa (24/4/2018).
Advertisement
"Kejahatan yang kejam, seperti kekerasan seksual dan perampokan bersenjata, sudah menjadi hal biasa selama unjuk rasa berlangsung," tulis pemberitahuan dari Departemen Luar Negeri AS.
"Kehadiran polisi dan personel tanggap darurat sangat terbatas terutama di luar daerah perkotaan besar," lanjut pernyataan itu.
Baca Juga
Protes yang dipimpin mahasiswa dimulai minggu lalu sebagai tanggapan terhadap rencana Presiden Nikaragua Daniel Ortega untuk mereformasi sebuah undang-undang pensiun.
Dalam aturan anyar tersebut, kontribusi pajak dari penduduk ditingkatkan nilainya. Sementara, tunjangan pensiun dalam sistem jaminan sosial dipotong.
Presiden Ortega mengumumkan bahwa dia mencabut rencana itu hari Minggu, berharap untuk menenangkan kegemparan di negara itu. Namun, langkah itu dinilai terlambat.
Setidaknya 24 orang telah tewas selama protes unjuk rasa yang berujung kekerasan di Nikaragua. Para peserta demo bersumpah untuk melanjutkan aksi mereka sampai Ortega meninggalkan kantor, bersama istri yang juga wakil presiden, Rosario Murillo.
Meski demikian, ada beberapa perbedaan dalam jumlah kematian yang dilaporkan. Palang Merah telah melaporkan sembilan kematian sejak protes dimulai Rabu, dan 433 orang terluka.
Sementara Pusat Hak Asasi Manusia Nikaragua mengatakan bahwa setidaknya 25 orang telah meninggal. Kelompok itu juga menyebut bahwa 120 orang telah ditangkap.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Wartawan Tewas Ditembak Saat Sedang LiveÂ
Pada akhir pekan lalu, wartawan Angel Gahona tewas ditembak orang tak dikenal saat tengah meliput secara langsung demonstrasi di Nikaragua.Â
Kala itu, Gahona melaporkan sebuah mesin anjungan tunai yang rusak sambil merekam dengan videonya. Di belakangnya seorang kameramen membuat film. Surat kabar lokal El Nuevo Diario menyebutkan ia menyiarkan langsung di Facebook.
Tembakan tersebut menghentikan komentarnya, membuat Gahona tersungkur beberapa langkah dari gedung itu. Ia kemudian terbaring dalam posisi tengkurap sementara orang-orang meneriakkan namanya dan bergegas membantu, demikian menurut gambar di video.
Â
Advertisement