Renang Olahraga Terbaik bagi Pengidap Diabetes, Ini Buktinya

Renang konon bisa bantu turunkan kadar kolesterol pada pengidap diabetes. Berikut ini penjelasannya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Apr 2018, 09:12 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2018, 09:12 WIB
Stadion Rampung, Cabang Olahraga Akuatik Langsung Gelar Tes Event Asian Games 2018
Perenang berlatih di kolam latihan di Stadion Aquatic GBK, Jakarta, Selasa (5/12). Indonesia Open Aquatic Championship 2017 menjadi test event empat cabang olahraga akuatik, jelang Asian Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Kairo - Latihan fisik adalah hal yang penting bagi penderita diabetes, guna mengurangi risiko beragam gangguan kesehatan yang menyertainya. Namun kondisi mudah lelah membuat mereka sulit untuk melakukan banyak aktifitas fisik.

Lantas, apa solusinya?

Dikutip dari Huffington Post pada Jumat (27/4/2018), olahraga renang adalah solusi terbaik bagi penderita diabetes untuk tetap aktif dan sehat.

Renang tidak membuat sendi tubuh linu layaknya olahraga fisik di darat, seperti jogging, sepakbola, basket, dan sebagainya.

Menariknya, kemampuan untuk bertahan saat berenang tak berbeda saat berolahraga fisik di darat. Bedanya ketika renang, Anda tidak akan merasa kelelahan ketika beristirahat di sela-sela latihan, karena suhu serta tekanan air memberi semacam relaksasi saat tubuh berhenti bergerak di dalam air.

Renang juga memiliki manfaat serupa jogging, yakni menggerakkan seluruh otot tubuh. Pembakaran kalori saat renang juga cukup tinggi, berkisar antara 350 hingga 420 kalori per jam.

Hal ini sangat bermanfaat untuk mengurangi kaki linu pada penderita diabetes tipe 2.

Bahkan, renang juga turut membantu meredakan stres karena mampu mendorong tubuh keluarkan endorfin lebih banyak -- senyawa yang berguna untuk bangkitkan rasa bahagia.

Kabar baiknya lagi, rutin berolahraga renang mampu bantu turunkan berat badan secara efektif berkat pembakaran kalori yang cukup besar.

Selain itu, rutin berolahraga renang juga dapat turunkan kadar kolesterol di dalam darah dan meringankan risiko tekanan darah tinggi.

 

Simak Video Pilihan Berikut:

Harapan Baru Pengobatan Diabetes

Diabetes
Diabetes. Ilustrasi foto:iStockphoto

Sementara itu, melalui penelitian di bawah pimpinan Sekolah Kedokteran Icahn di Mount Sinai, Mesir -- yang didanai oleh JDRF dan Lembaga Kesehatan Nasional (National Institutes of Health, NIH) -- menemukan bahwa ketika diuji kepada tiga ekor tikus berbeda dan sebuah potongan jaringan (islet) manusia, zat harmine dapat merangsang pembentukan sel beta, dan memperbaiki pengendalian glikemik.

Dari pengamatan itu, olahan harmine diduga dapat memberikan penyembuhan penderita diabetes pada manusia.

Setelah penemuan itu para peneliti menemukan bahwa zat harmine dapat mereproduksi sel-sel beta dalam jaringan pembiakan, mereka kemudian menyisipkan irisan jaringan manusia ke dalam tikus yang menderita diabetes dan memberikan zat harmine.

Pengujian ini memicu produksi sel beta, yang kemudian mengembalikan ambang glukosa darah ke tingkat normal. Zat harmine itu telah menaikkan jumlah sel-sel beta hingga tiga kali lipat di dalam kelenjar tikus-tikus percobaan.

Penelitian itu menjajal lebih dari 100.000 kemungkinan obat, dan hanya zat harmine sajalah yang mendorong pembiakkan sel beta penghasil insulin itu.

Dikutip dari Science Daily, penulis senior Andrew Stewart, MD, yang sekaligus merupakan direktur di Lembaga Diabetes, Obesitas, dan Metabolisme di Sekolah Kedokteran Icahn, mengatakan.

"Hasil penelitian kami memberikan bukti kuat yang menunjukkan bahwa obat jenis harmine dapat membiakkan sel-sel beta manusia hingga ke ambang yang relevan untuk pengobatan diabetes."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya