Liputan6.com, Washington DC - Seminggu setelah serangkaian kicauan kontroversial di Twitter, Kanye West menegaskan dukungan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dalam sebuah lagu barunya berjudul "Ye vs. The People".
Pada awalnya, aransemen lagu ini dikerjakan bersama dengan rapper T.I., yang kemudian memprotes keinginan Kanye untuk memasukkan dukungan terhadap Presiden Trump di dalamnya.
Dikutip dari BBC, Minggu (29/4/2018), T.I. membantah tuduhan bahwa lagu tersebut dibuat -- dengan sengaja -- untuk mendukung penegasan "supremasi Amerika" yang digaungkan oleh Donald Trump.
Advertisement
"Kata 'ye' (singkatan dari ‘you’) mewakili pria yang terlihat kasar dan berhati dingin," kata T.I. yang menganalogikan hal tersebut sebagai 'perjuangan untuk rakyat'.
Baca Juga
Di sisi lain, menyinggung unggahan foto topi warna merah bertuliskan slogan terkenal "Make America Great Again", Kanye berdalih hal itu menunjukkan bahwa seluruh warga AS setara.
Namun, pernyataan itu kembali dibantah T.I., yang berpendapat bahwa kesetaraan adalah isu yang kompleks di AS.
"Anda harus melihat sudut pandang orang-orang. Apa yang membuat Anda merasa setara, bisa jadi dianggap jahat oleh orang lain," kata T.I. seraya menyebut bahwa slogan andalan Donald Trump itu bisa memicu persepsi negatif.
Kontroversi tersebut memicu kritik dari sesama musikus, termasuk dari salah seorang kawan dekatnya, penyanyi John Legend.
Pelantun lagu "All of Me" itu mengimbau Kanye tidak terlalu pamer tentang dukungannya terhadap Presiden Donald Trump, karena hal itu akan mempertaruhkan reputasinya di hadapan publik.
Legend menyoroti unggahan bukti percakapan dengan Donald Trump via aplikasi berbagi pesan, yang diunggah Kanye di akun Twitter pribadinya belum lama ini.
"Berpikirlah dengan bebas," ujar Legend menasihati. "Pikirkan dengan empati dan konteks juga. Kata-kata dan tindakan Anda memiliki konsekuensi."
Simak video pilihan berikut:
Bertolak Belakang dengan Komunitas Afrika-Amerika
Oleh beberapa kalangan, Kanye disebut bertolak belakang dengan suara mayoritas komunitas Afrika-Amerika, yang terkenal dengan gerakan Black Lives Matter untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat kulit berwarna.
Kanye pertama kali menunjukkan kedekatan dengan Trump selama kampanye pemilu pada 2016. Kala itu, suami sosialita Kim Kardashian itu memuji gaya komunikasi sang pengusaha porperti dalam menarik perhatian publik.
Menariknya, Kanye mengaku tidak menyumbangkan suaranya (abstain) pada Pemilu AS 2016.
Berbicara tentang kembali aktifnya Kanye di Twitter, yang diikuti oleh penyebutan Presiden Donald Trump sebagai "sahabatnya", membuat publik bertanya-tanya tentang maksud di baliknya.
Peraih 21 piala Grammy itu juga dengan percaya diri menyebut ia dan Trump dikaruniai oleh "energi naga", yang membuat mereka sanggup "berdiri tegak".
Namun, beberapa saat setelahnya, Kanye menambahkan kicauan: "Saya tidak setuju dengan segala hal yang dilakukan Trump. Saya tidak setuju 100 persen dengan siapa pun, kecuali diri saya sendiri."
Sementara itu, Presiden Donald Trump membalas serangkaian kicauan Kanye dengan kalimat "very cool".
Pada Jumat, 27 April 2018, Presiden AS ke-45 itu kembali mengunggah kicauan di Twitter yang mengapreasi sosok Kanye West.
"Kanye West telah melakukan layanan hebat untuk komunitas kulit hitam," tulis Trump.
Advertisement