Bom Gereja Surabaya Disorot Media Dunia

Sejumlah media asing, mulai yang berasal dari Asia, Australia, hingga Eropa menyoroti bom gereja Surabaya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 13 Mei 2018, 13:02 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2018, 13:02 WIB
Bom Bunuh Diri Ledakan Gereja di Surabaya
Dua korban ledakan bom tergeletak di salah satu gereja di Surabaya, Minggu (12/5). Ledakan bom terjadi di tiga gereja, yaitu Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro, Gereja Santa Maria, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. (Liptan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Kabar tentang rentetan ledakan bom di tiga gereja di kota Surabaya pada Minggu pagi ini, menarik perhatian media asing. Insiden tersebut menewaskan 10 orang dan menyebabkan 41 lainnya luka-luka.

Tak lama pasca-insiden bom Surabaya, sejumlah media asing langsung memuat berita terkait.

Media asal Inggris, The Guardian, memuat laporan bertajuk "Indonesia Church Attacks: Two Dead After Bombs Target Sunday Masses" yang menyebut tiga ledakan terjadi berselang 10 menit di masing-masing lokasi, yang menurut beberapa saksi, pertama kali terdengar pada pukul 07.30 WIB.

Media arus utama lainnya asal Negeri Ratu Elizabeth II, Telegraph.co.uk, mengaitkan tragedi bom Surabaya dengan beberapa serangan kelompok ekstremis terhadap umat minoritas di Indonesia. Salah satu contoh kasus yang diangkat berita berjudul "Deadly Bomb Attacks Target Three Churches in Indonesia's City of Surabaya" itu adalah penembakan terhadap seorang pria yang menyerang jemaat gereja di Sleman, Yogyakarta, dengan sebilah pedang pada Februari lalu.

Situs Express.co.uk yang mengutip dari kantor berita Associated Press mengangkat insiden bom Surabaya dalam artikel berjudul "Terror as Bombs Explode at Three Indonesian Churches Causing Multiple Fatalities".

Melalui artikelnya, "Churches Targeted in Bomb Attack Across Indonesia City of Surabaya", The Weekend Australia mengaitkan ledakan bom Surabaya dengan fakta bahwa Indonesia telah bergumul dengan militansi Islam dalam 15 tahun terakhir. Turut disinggung pula tentang beberapa serangan fatal, termasuk Bom Bali I tahun 2002 dengan korban tewas mencapai 202 orang, yang disebut sebagai serangan teror terburuk di Indonesia.

Situs 9news.com.au, menambahkan laporan berita dengan judul "Islamic State-Inspired Suicide Bombers Attack Three Indonesian Churches", polisi mengimbau agar warga Surabaya tetap tenang dan waspada.

Di Amerika Serikat, situs Washington Post melaporkan berita ini dalam dua artikel berjudul serupa, "Indonesian Media: 3 Bomb Attacks Hit Three Churches in Surabaya". Pertama, sekitar satu jam pasca-ledakan, dilaporkan setidaknya dua orang tewas dan 13 orang terluka. Adapun berita kedua, media yang berbasis di Washington DC itu melaporkan korban tewas mencapai delapan orang, dan menyebut penyidikan masih terus dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia.

Dua situs berita asal Singapura, The Straits Times dan Channel News Asia, masing-masing memuat berita bertajuk "At Least 10 killed, Dozens Injured in Suicide Bombings at Three Indonesia Churches" dan "Bomb Attacks at Three Churches in the Indonesian City of Surabaya", keduanya sama-sama menyebut area di sekitar tiga lokasi kejadian ditutup dengan penjagaan ketat oleh polisi, dan warga diimbau menjauh hingga kondisi benar-benar aman.

Beberapa situs berita asing lainnya yang turut melaporkan berita bom Surabaya, di antaranya adalah DW.com dengan judul "Indonesia: Surabaya Church Attacks Leave Several Dead", Xinhuanet.com mengambil tajuk "2 Killed in Suicide Bombing in Indonesian Church", dan CNN.com, "At Least 9 Killed in 3 Church Explossions in Indonesia".

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Tidak Pernah Ada Ancaman Apa pun di Surabaya

Tim Gegana Sisir Gereja di Surabaya
Tim Gegana Brimob Jawa Timur melakukan penjagaan di sekitar gereja di Surabaya menyusul ledakan bom, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di tiga gereja, yakni Santa Maria di Ngagel, GKI di Jalan Diponegoro dan gereja di Jalan Arjuna. (AFP/JUNI KRISWANTO)

Sementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menduga bom gereja di Surabaya merupakan imbas dari kerusuhan Mako Brimob Depok. Sebab, tidak pernah ada tanda-tanda ancaman apa pun di Jawa Timur.

"Kemungkinan imbas kejadian di Jakarta. Sudah viral, imbauan pimpinannya untuk berjihad. Setelah kejadian di Mako Brimob juga masih ada teroris yang ditangkap, juga ada satu polisi yang menjadi korban jiwa," ujarnya saat berada di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan Jalan Arjuna Surabaya, pada Minggu pagi.

Dia menjelaskan, pelaku ledakan bom Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Jalan Ngagel Madya diduga melakukan aksinya dengan mengendarai sepeda motor. Sementara di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan Jalan Arjuna menggunakan mobil.

Kapolda memastikan, ada delapan korban jiwa (sedangkan informasi terakhir menyebutkan ada sembilan korban meninggal dunia) dan 38 korban luka-luka dalam kejadian pagi ini. Kapolda juga menyampaikan turut berduka atas ledakan bom gereja ini.

"Warga Jawa Timur, dan khususnya warga Surabaya berduka," ujarnya.

Informasi yang diperoleh Suarasurabaya.net, ledakan terjadi pada pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Jalan Ngagel Madya, pukul 08.00 WIB di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan juga di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan Jalan Arjuna.

Sampai pukul 10.30 WIB, polisi masih berupaya mengamankan tiga lokasi ledakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya