ISIS Klaim Dalangi Bom Gereja Surabaya

Bom gereja Surabaya diduga terkait dengan kerusuhan di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Mei 2018, 18:42 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2018, 18:42 WIB
Jokowi Tinjau Lokasi Ledakan Bom Gereja
Presiden Jokowi berbincang dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat meninjau Gereja Kristen Indonesia di Jalan Arjuna, Surabaya, Minggu (13/5). GPPS merupakan salah satu dari tiga gereja di Surabaya yang diserang bom bunuh diri. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Media Inggris, BBC melansir, ISIS mengklaim rentetan bom gereja di Surabaya.

Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto mengatakan, sebuah kelompok yang terinspirasi dari ISIS, Jemaah Ansharut Daulah (JAD), diduga menjadi dalang di balik bom gereja itu.

Bom gereja Surabaya tersebut, lanjut dia seperti dilansir BBC, Minggu (13/5/2018), kemungkinan terkait dengan kerusuhan di Rutan Salemba cabang Mako Brimob, Kepala Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu, 9 Mei 2018.

Kerusuhan dalam rutan tersebut terjadi antara narapidana serta tahanan kasus terorisme, dengan aparat kepolisian serta Densus 88 Antiteror. Lima posisi gugur dalam kerusuhan ini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kapolri: Pelaku Diduga Satu Keluarga

Pasca-Ledakan Bom di Gereja Santa Maria
Aparat kepolisian melakukan penjagaan dekat lokasi ledakan bom yang terjadi di Gereja Santa Maria, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Dua orang tewas dan 13 orang menderita luka akibat ledakan di Gereja Santa Maria. (AP/Trisnadi)

Kapolri Jenderal Tito Karnavian, menyebutkan bahwa pelaku bom gereja Surabaya diduga satu keluarga.

"Alhamdulillah bisa mengidentifikasi pelakunya. Pelaku diduga satu keluarga," kata Tito di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur.

Ia memaparkan, pelaku pengeboman di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Jalan Arjuno, diduga merupakan kepala keluarga tersebut.

Sebelumnya, kata Tito, ia menurunkan istrinya, berinisial PK, di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro. PK turun bersama dua orang anaknya yang masing-masing masih berusia 12 dan 9 tahun.

Di sana ketiganya juga melakukan aksi bom bunuh diri. Sementara, dua pelaku yang membawa sepeda motor di Gereja Katolik Santa Marian, Jalan Ngagel, juga punya hubungan darah dengan pelaku lain.

"Ketiga yang di gereja itu juga dua orang laki-laki yang diduga putranya," Tito berujar.

Ledakan bom pertama terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, lalu pukul 07.35 WIB, dan pukul 07.40 WIB.

Setidaknya 13 orang tewas dan 41 lainnya terluka dalam serangan bom gereja.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya