Liputan6.com, Kuwait - Seorang presenter televisi perempuan di Kuwait diskors dari masa tugasnya gara-gara menunjukkan perilaku tidak etis saat siaran berlangsung.
Dikutip dari laman Daily Mail, Jumat (18/5/2018), wanita yang tak disebutkan namanya itu dihukum setalah bercanda dengan rekan prianya saat siaran live dimulai.
Kejadian bermula ketika seorang rekan kerja yang tengah menyampaikan laporan secara langsung tentang pemilihan umum di sebuah kota pada pekan lalu. Tiba-tiba, wanita tersebut melontarkan candaan dan meminta si reporter untuk membetulkan tutup kepalanya.
Advertisement
"Karena Anda sudah tampan," ujarnya.
Baca Juga
Candaan presenter tersebut lantas menuai kritik dari pengguna media sosial. Bahkan, isu ini mendapat respons dari anggota parlemen di Kuwait, Mohammad Al Hayef.
Lewat akun Twitter pribadinya, Al Hayef menulis: "Tolong lakukan sesuatu terhadap presenter itu."
Cuitan itu pun ditujukan oleh Al Hayef kepada Kementerian Informasi di Kuwait. Tak lama kemudian postingan tersebut semakin ramai diperbincangkan, mengakibatkan presenter tersebut diskors selama penyelidikan terhadapnya.
Meski demikian, tak semua komentar negatif dialamatkan kepada presenter tersebut. Sebagian warganet ada yang menilai jika tindakan yang dilakukan oleh pemerintah sangat berlebihan.
Sejauh ini, belum diketahui secara pasti berapa lama masa hukuman yang diterima oleh presenter tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Presenter Transgender Pertama di Televisi Pakistan
Pemberitaan lain seputar presenter yang buat heboh pernah terjadi di Pakistan pada Maret 2018. Sebuah saluran berita publik di Pakistan secara resmi mempekerjakan seorang presenter televisi transgender.
Ini merupakan keputusan kontroversial yang pertama kalinya terjadi di dalam sejarah pertelevisian di negeri yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shahid Khaqan Abbasi.
Marvia Malik, nama presenter transgender tersebut, merupakan seorang lulusan Ilmu Jurnalistik yang juga berprofesi sebagai model.
Dilansir dari BBC, Marvia mengaku tidak kuasa menahan haru, saat dirinya diterima bekerja sebagai presenter berita di stasiun televisi Koheenor.
Ia resmi membacakan berita pada Jumat malam, 23 Maret 2018, setelah sebelumnya menjalani latihan intensif selama tiga bulan.
"Ini mimpi saya, dan saya masih tidak percaya bisa menapaki tangga untuk meraihnya," ujarnya dengan perasaan senang.
"Hasil kerja keras ini, saya harap, turut bantu memberi harapan bagi komunitas transgender untuk bisa meningkatkan kualitas hidupnya," lanjutnya Marvia.
Menurutnya, kelompok transgender sudah selayaknya menerima hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat Pakistan lainnya. Tidak ada lagi diskriminasi, dan tidak ada lagi anggapan sebagai gender yang tidak dikehendaki.
Ia menambahkan: "Keluarga saya tahu saya telah menjadi model, dan mereka juga tahu bahwa saya bekerja sebagai pembaca berita. Ini adalah era media sosial, dan tidak ada yang tidak diketahui keluarga saya. Tapi mereka masih tidak mengakui saya," tukasnya berusaha tegar.
Advertisement