Liputan6.com, Texas - Lagi-lagi, insiden penembakan terjadi di Amerika Serikat. Sepuluh orang tewas dan 10 lainnya luka-luka dalam peristiwa yang terjadi di Santa Fe High School, Texas.
Kepala Kepolisian (sheriff) Harris County, Ed Gonzalez mengungkapkan, mayoritas korban jiwa adalah para murid. Petugas polisi yang berjaga di sekolah, John Barnes ada dalam daftar korban luka. Ia dalam kondisi kritis dan sedang menjalani operasi di rumah sakit.
Baca Juga
Tersangka telah diamankan polisi, atas nama Dimitrios Pagourtzis, seorang pemuda 17 tahun, demikian dikabarkan CBS News.
Advertisement
Gubernur Texas, Greg Abbot mengatakan, tersangka menggunakan senapan dan pistol berkaliber 38 saat beraksi. Ia diyakini mengambil senjata-senjata tersebut dari sang ayah, yang diduga memilikinya secara ilegal.
Polisi juga mengungkapkan, material peledak ditemukan di sekolah yang berjarak 65 km di selatan Houston itu.
"Ditemukan bahan peledak di dalam sekolah dan area sekitarnya," kata Kepala Kepolisian Santa Fe, Jeff Powell.
Ia meminta warga untuk waspada terhadap temuan objek mencurigakan. "Jangan menyentuh apapun yang terlihat tidak pada tempatnya," kata dia.
Penduduk yang menemukan benda-benda mencurigakan diminta untuk segera melapor ke polisi.
Petugas penjinak bom telah dikerahkan ke lokasi kejadian. Sementara, beberapa helikpter ambulans mengevakuasi para korban ke rumah sakit.
Petugas federal dari Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosives (ATF) juga ikut membantu proses investigasi.
Â
Detik-Detik Mengerikan
Alarm yang berbunyi sesaat sebelum pukul 08.00 menyadarkan para siswa bahwa ada hal buruk yang terjadi.
Seorang siswa, seperti ditayangkan stasiun televisi lokal, KHOU-11 mengatakan, alarm tersebut dibunyikan oleh guru yang mengetahui bahaya sedang menjelang. "Ia berlari dari kelas dan menarik alarm kebakaran," kata dia.
Sementara, seorang saksi mata menceritakan penembakan terjadi di kelas seni yang sedang dia ikuti. Salah satu korban adalah perempuan.
"Ada seseoramg yang masuk membawa senapan dan mulai menembak," kata dia. "Seorang gadis tertembak di kaki."
Pengawas sekolah, Dr Leigh Wall dalam sebuah pernyataan mengungkapkan, "Kami mengalami tragedi yang tak pernah terbayangkan di sekolah pagi ini."
Presiden Donald Trump, di sela-sela pidato dalam acara terkait reformasi penjara di Gedung Putih, menggambarkan serangan di SMU Texas sebagai kejadian yang "sungguh mengerikan".
"Pemerintahan saya bertekad untuk melakukan segala upaya untuk melindungi para siswa, mengamankan sekolah, dan menjaga agar senjata tak jatuh ke tangan orang-orang yang menjadi ancaman bagi diri mereka dan bagi orang lain," tambah Trump.
Sesaat setelah penembakan terjadi, seorang pria yang membawa bendera Amerika, mengenakan topi kampanye Trump, dan membawa pistol, mendekati para wartawan.
Ia yang tak menyebut namanya mengatakan, tujuannya datang adalah untuk menyebarkan semangat "Make America great again" ke sekolah yang jadi lokasi penembakan.
Namun, upayanya tak menimbulkan simpati. "Pria bodoh itu datang membawa pistol ke lokasi di mana anak-anak baru jadi korban penembakan," kata salah satu warga.
Penembakan di Texas adalah yang paling mematikan sejak insiden serupa di Parkland, Florida, Februari lalu.
Insiden kala itu menewaskan 17 orang dan memicu serangkaian aksi yang meminta pemerintah menerapkan pembatasan senjata.
Sementara, awal pekan ini, seorang petugas kepolisian berhasil menggagalkan upaya penembakan di sebuah SMU di Illinois. Tak ada yang tewas dan terluka dalam insiden itu.
Advertisement