Liputan6.com, Sydney - Sejumlah koleksi barang antik Mesir (artefak) ditemukan selama saat seorang pemilik rumah di Sydney, Australia sedang bersih-bersih.
Penemuan itu terjadi di rumah Rosemary Beattie yang mengaku waktu kecil dia memang pernah diperlihatkan benda yang tampak seperti mumi kucing di rumah neneknya tersebut.
"Kami datang melihat-lihat, dan saya pikir itu kucing," kata Beattie, demikian dikutip dari laman ABC Indonesia, Minggu (3/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Barang yang dibungkus kain itu adalah merupakan salah satu dari barang antik milik kakeknya, Dr. John Basil St Vincent Welch, yang dibawanya pulang setelah bertugas sebagai paramedis di tengah Perang Dunia I.
Diyakini bahwa kakeknya mendapatkan bantuan dari penerjemah setempat dalam membeli barang-barang antik ini sebagai oleh-oleh dari Mesir.
"Dia membawa kembali kenangan indah," kata Beattie.
Bersih-Bersih Rumah
Sejumlah artefak itu disimpan oleh ibu Beattie, Margaret St Vincent.
Barang-barang itu diwariskan suaminya, yang juga bernama John Basil St. Vincent Welch, yang mewarisi barang antik itu setelah kematian ayahnya.
Namun kondisi kesehatan Margaret memaksanya pindah ke fasilitas perawatan lansia. Rumahnya pun dijual untuk membantu biaya perawatannya.
Saat membersihkan rumah itulah, Beattie mendapat tugas untuk menangani satu kotak berisi barang-barang antik dari Mesir.
"Kotaknya besar. Kotak itu sudah tergeletak di beranda, di atas lemari. Kami sedang memikirkan apa yang akan kami lakukan."
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berusia Ribuan Tahun
Anggota keluarga menyarankan barang-barang tersebut disumbangkan ke Universitas Sydney. Baik John Basil maupun anaknya pernah menuntut ilmu di sana.
Arkeolog di universitas itu, Candace Richards, sangat senang saat mengetahui keberadaan koleksi tersebut.
"Saya senang, antusias, dan penasaran dengan apa yang ada di rumah itu," kata Richards.
"Kami tahu bahwa banyak tentara, terutama pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II, membeli artefak asli dan kami juga tahu banyak barang palsu."
Dengan donasi itu, Museum Nicholson Universitas Sydney telah mengatalogkan 185 artefak, mulai dari amulet kecil, kumbang scarab, hingga fragmen peti mati, barang keramik dan koin perunggu dari era Romawi.
Diyakini beberapa dari benda itu berasal dari milenium pertama Sebelum Masehi.
"Ini sangat langka di Australia. Kami memiliki barang-barang dari prajurit Perang Dunia I lainnya tetapi skalanya tidak sebesar ini."
Salah satu benda berbentuk panjang yang dibungkus kain diduga adalah mumi kucing. Artefak tersebut akan diperiksa lagi untuk mengonfirmasi apakah benar isinya kucing.
"Kita tidak bisa membongkarnya begitu saja karena akan menghancurkan artefaknya," katanya. "Dengan teknologi kedokteran yang kita gunakan selama ini, kita bisa menerapkannya untuk artefak Mesir."
Diharapkan barang-barang itu nantinya akan ditampilkan dalam pameran di salah satu fasilitas museum yang diharapkan selesai pada 2020.
Keluarga Beattie sebelumnya telah menyumbangkan 70 item yang berhubungan dengan militer ke Australian War Memorial.
Peninggalan lain yang ditemukan di rumah mereka termasuk 500 piringan foto negatif, pedang, dan granat tangan yang awalnya disimpan ayahnya yang juga bertugas selama Perang Dunia II.
Medali yang dimiliki dua tentara Jerman akan dikembalikan ke pemiliknya yang sah.
Ibunda Beattie, Margaret, meninggal tidak lama setelah artefak Mesir ini disumbangkan. Namun hal ini mendorongnya untuk mengungkap lebih banyak tentang sejarah keluarganya.
"Sayangnya kakek saya tidak banyak dibicarakan karena dia meninggal, ketika ayah saya berusia lima atau enam tahun akibat influenza," katanya.
"Jadi kami tidak tahu banyak tentang pria luar biasa itu dan sekarang kami menemukan betapa dia sangat menarik. Ini sangat berarti kami."
Advertisement