Jepang-Korsel Berselisih Pandangan soal Kim Jong-un dan Korea Utara, Ada Apa?

Perbedaan pandangan itu terjadi menjelang KTT Korea Utara - Amerika Serikat yang direncanakan berlangsung pada 12 Juni di Singapura.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2018, 08:15 WIB
Gelar Pertemuan, Begini Momen Keakraban Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling berpelukan usai melakukan pertemuan di Panmunjom, Korea Utara (26/5). (South Korea Presidential Blue House/Yonhap via AP)

Liputan6.com, Singapura - Menteri Pertahanan Jepang Hisunori Onodera, pada Sabtu, 3 Juni 2018 menganjurkan agar komunitas internasional tak sekonyong-konyong memuji Korea Utara, hanya karena Pyongyang menyetujui dialog dengan Korea Selatan pada April lalu dan Amerika Serikat pada 12 Juni mendatang.

Onodera mengatakan, penghargaan itu baru dapat diberikan jika Korea Utara telah mengambil tindakan nyata untuk membongkar semua program peluru kendali balistik dan denuklirisasi.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo justru mendesak agar komunitas internasional terus memberikan dukungan positif pada Korea Utara, demi membantu menumbuhkan rasa percaya negara yang dipimpin Kim Jong-un itu kepada masyarakat dunia.

Perbedaan pandangan antara kedua sekutu terdekat Amerika Serikat di Asia Timur itu terjadi menjelang KTT Korea Utara-AS, yang direncanakan berlangsung pada 12 Juni di Singapura untuk membahas penghentian program senjata nuklir Korea Utara.

Saat berbicara di forum keamanan Dialog Shangri-la di Singapura, Onodera, mengatakan bahwa penandatangan perjanjian Korea Utara untuk mengakhiri program nuklirnya pada masa lalu adalah upaya untuk melakukan lebih banyak kegiatan pengembangan senjata mereka.

"Mengingat bagaimana Korea Utara berperilaku pada masa lalu, penting untuk tidak memujinya hanya karena mendadak setuju untuk berdialog," kata Onodera, seperti dikutip dari Antara (4/6/2018).

"Satu-satunya cara untuk membawa perdamaian adalah memastikan Korea Utara mengambil tindakan nyata untuk mengakhiri semua program nuklir dan pengembangan rudal balistiknya," tambahnya.

Korea Utara pada 1994 dan 2005 menandatangani perjanjian untuk mengakhiri program senjata nuklir dengan imbalan diplomatik dan ekonomi, tetapi tetap melanjutkan dengan melakukan uji coba yang pertama dari enam uji coba nuklir pada 2006, yang menghasilkan serangkaian sanksi PBB.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berprioritas melibatkan Korea Utara dalam dialog untuk menyelesaikan permusuhan selama puluhan tahun dan membawa perdamaian yang langgeng, serta berjanji secara terbuka bahwa tidak akan menuntut kehancuran negara tetangganya.

Kendati demikian, Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo mengakui ada perdebatan tentang sejauh mana perlucutan senjata nuklir yang harus dilakukan oleh Kim Jong-un dan Korea Utara.

Tetapi, jika fokusnya adalah pada perselisihan dan bukan melangkah ke masa depan, maka dialog tidak akan pernah membuat kemajuan.

"Tetap harus ada CVID (pembongkaran lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah), dan itu harus ditegakkan, dan saya yakin Kim Jong-un akan menerimanya," Song mengatakan pada forum.

"Jika Anda terus meragukan motif Kim Jong-un, itu hanya akan menjadi hambatan untuk pembicaraan dan kemajuan," kata Menhan Korea Selatan itu.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Korea Selatan, AS, dan Jepang Berharap KTT Mampu Hasilkan Denuklirisasi

Menteri Pertahanan AS, Korea Selatan, dan Jepang mengadakan dialog tripartit pada sela-sela Asia Security Summit atau Shangri-La Dialogue di Singapura, Minggu, 3 Juni 2018 (YONHAP via KBS)
Menteri Pertahanan AS, Korea Selatan, dan Jepang mengadakan dialog tripartit pada sela-sela Asia Security Summit atau Shangri-La Dialogue di Singapura, Minggu, 3 Juni 2018 (YONHAP via KBS)

Sementara itu, pada waktu dan tempat yang sama, para menteri pertahanan Korea Selatan, AS, dan Jepang menyatakan harapan agar KTT Korea Utara - AS yang akan datang dapat berkontribusi pada penyelesaian komprehensif masalah kemanusiaan dan masalah keamanan di Semenanjung Korea.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo dan rekan setara dari AS dan Jepang, James Mattis dan Onunera Onodera mengeluarkan pernyataan bersama mengenai hal itu usai dialog tripartit pada sela-sela Asia Security Summit atau Shangri-La Dialogue di Singapura, Minggu, 3 Juni 2018. Demikian seperti dikutip dari KBS pada 3 Juni 2018.

Ketiga pihak menyambut positif hasil dari KTT Korea Utara - Korea Selatan pada akhir April lalu, menilai bahwa perkembangan positif setelah KTT tersebut menciptakan lingkungan yang menguntungkan untuk KTT Korea Utara - AS pada 12 Juni mendatang.

Ketiganya juga memuji pengumuman Korea Utara untuk menangguhkan uji coba rudal nuklir dan balistiknya serta pembongkaran tempat uji coba nuklir Punggye-ri.

Selain itu, mereka setuju untuk terhadap upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mencapai denuklirisasi penuh dari Semenanjung Korea.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya