Pengakuan Eks Wakil PM Australia soal Skandal Perselingkuhannya

Eks Wakil PM Australia Barnaby Joyce mengakui ketika kekasih gelapnya hamil pada pertengahan tahun 2017, dia menyadari akan kehilangan jabatannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 09:09 WIB
Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce
Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce (AP Photo/Rob Griffith, File)

Liputan6.com, Canberra - Mantan Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce mengakui ketika kekasih gelapnya hamil pada pertengahan tahun 2017, dia menyadari akan kehilangan jabatannya.

Joyce dan Vikki Campion, yang kini sudah resmi menjadi pasangan, membeberkan kisah mereka dalam wawancara berbayar dengan stasiun televisi Australia TV Channel Seven. Demikian seperti dikutip dari ABC Indonesia, Selasa (5/6/2018).

Dalam wawancara itu Campion mengatakan bahwa dia menjalani tes kehamilan pada musim dingin tahun 2017.

"Saya jujur saja. Saya tidak percaya pada aborsi. Saya tahu pada titik itu bahwa saya akan kehilangan pekerjaan saya sebagai wakil perdana menteri," kata Joyce, yang kini menjadi anggota Parlemen Australia biasa tanpa menduduki jabatan strategis.

Pada Desember lalu dia harus maju dalam pemilu sela gara-gara skandal kewarganegaraan ganda. Setelah terpilih kembali, dia lalu mengumumkan telah berpisah dari istri sahnya.

Pada Februari tahun ini Barnaby Joyce juga mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Nasional dan wakil perdana menteri.

Campion kemudian melahirkan anak mereka, Sebastian, pada bulan April.

Pasangan itu memulai wawancara TV dengan menyatakan bahwa uang yang mereka terima dari wawancara ini akan masuk ke dana perwalian untuk putra mereka. Disebut-sebut jumlahnya 150.000 dolar Australia (setara Rp 1,5 miliar).

"Tidak satu sen pun kami ambil. Ini masuk rekening perwalian untuk Sebastian. Tidak ada untuk saya, tidak ada untuk Vikki. Ini untuk seorang anak bernama Sebastian Joyce," kata Joyce.

Dia tidak menjelaskan apakah akan mendaftarkan uang tersebut dalam kekayaannya sebagai pejabat negara.

Pasangan ini mengungkapkan tadinya mereka berselisih bagaimana menangani kehamilan Campion pada awalnya.

Campion mengaku membeli pil aborsi, tetapi memilih untuk tidak meminumnya.

"Saya membeli obat itu secara online. Saya pergi lintas negara bagian. Saya masuk dan keluar lagi," katanya.

Joyce menambahkan, "Saya memahami bahwa mereka berada di bawah tekanan luar biasa, dan terutama Vikki. Saya tidak bisa memaksakan pandangan saya pada orang lain."

Campion mengatakan kalangan politikus konservatif mengatakan padanya bahwa dia harus aborsi, tetapi dia tidak menyebutkan nama politisi itu.

"Saya tidak ingin menilai semua orang di Partai Nasional seperti itu," katanya.

Joyce menyebut mereka yang meminta kekasihnya ini untuk menggugurkan kehamilan jika dia ingin berkarier di Gedung Parlemen sebagai seorang "bajingan".

Sebelumnya Barnaby Joyce dalam wawancara dengan ABC awal tahun ini mengakui hancurnya pernikahannya sebagai kegagalan terbesar dalam hidupnya. Dia juga mengakui perselingkuhannya telah menyakiti semua orang di sekitarnya.

Tiga minggu setelah berita tentang perselingkuhan itu terkuak, dia mengundurkan diri dari jabatan wakil perdana menteri.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Diterpa Skandal Seks dan Perempuan, Wakil PM Australia Mundur

20151007-Menteri Susi dan Hon Barnaby Joyce-Jakarta
Menteri Susi menyambut kedatangan Menteri Pertanian dan Sumber Daya Air Australia, Hon Barnaby Joyce, Jakarta, Rabu (7/10/2015). Indonesia dan Australia sepakat memberantas praktik illegal fishing.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Barnaby Joyce mengumumkan pengunduran diri dari posisinya sebagai Wakil Perdana Menteri Australia dan Pemimpin Partai Nasional Australia pada Jumat, 23 Februari waktu setempat.

Meski diumumkan pada Jumat, 23 Februari, pengunduran diri tersebut akan efektif berlaku mulai Senin, 26 Februari pada pukul 08.00 waktu setempat.

Pengunduran diri itu dilakukan Joyce di tengah derasnya dua dugaan skandal yang menerpa dirinya sejak beberapa bulan terakhir.

Skandal pertama, Joyce disebut menjalin hubungan di luar pernikahan dengan Sekretaris Pers-nya sendiri, Vikki Campion.

Skandal kedua, Joyce menghadapi tuduhan pelecehan seksual, setelah beberapa pihak melaporkan dugaan itu kepada pihak Partai Nasional.

Kendati demikian, dalam konferensi pers pengunduran dirinya yang digelar di New England, Joyce berdalih bahwa langkah yang ia lakukan sama sekali tak berkelindan dengan terpaan dua skandal tersebut.

"Sungguh sebuah keistimewaan bisa bertugas sebagai Wakil Perdana Menteri Australia ... Tapi, saya katakan ini di awal, (pengunduran diri) ini bukan tentang (skandal yang menerpa) saya," kata Joyce seperti dikutip dari media Australia News.com.au, 23 Februari 2018.

Ia juga mengatakan, "Ini tentang masyarakat banyak, tentang stratifikasi kehidupan, ekonomi, dan sosial, seperti yang dimanifestasikan oleh Partai Nasional," lanjutnya beretorika.

Joyce mengatakan dia memang menghadapi berbagai tuduhan. Namun, dia yakin tidak ada satu pun tuduhan itu akan terbukti.

Namun, ia mengakui bahwa skandal yang menerpa dirinya membuatnya tidak memiliki banyak pilihan.

"Jelas sekali kita tidak bisa menjelaskan sesuatu di depan sidang parlemen, ketika masalah seperti ini menyelimuti diri Anda." kata Joyce.

Ia juga menjelaskan bahwa keputusannnya mundur dari kedua jabatan tersebut, dalam usaha untuk 'membersihkan udara'.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya