Granat Dilempar ke Pawai Dukungan untuk PM Baru Ethiopia, Sejumlah Orang Cedera

Sebuah granat dilemparkan ke arah ribuan orang yang berkumpul untuk mendengarkan pidato PM baru Ethiopia, Abiy Ahmed pada Sabtu 23 Juni 2018.

oleh Afra Augesti diperbarui 23 Jun 2018, 17:24 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2018, 17:24 WIB
Granat dilempar ke lokasi pawai dukungan untuk PM baru Ethiopia (Yonas Tadese/AFP)
Granat dilempar ke lokasi pawai dukungan untuk PM baru Ethiopia (Yonas Tadese/AFP)

Liputan6.com, Addis Ababa - Sebuah granat dilemparkan ke arah ribuan orang yang berkumpul untuk mendengarkan pidato PM baru Ethiopia, Abiy Ahmed pada Sabtu 23 Juni 2018.

Sejumlah orang meninggal dunia dalam insiden itu. "Itu adalah upaya gagal yang dilakukan oleh kekuatan yang tak ingin melihat Ethiopia bersatu," kata PM Abiy Ahmed, seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (23/6/2018).

Abiy kemudian cepat-cepat dibawa keluar dari lokasi kejadian di Meskel Square yang berada di ibukota Ethiopia, Addis Ababa.

Fitsum Arega, kepala staf perdana menteri mengatakan di Twitter bahwa pelaku tak dikenal telah melancarkan serangan granat di rapat umum.

"Beberapa dari mereka yang hatinya dipenuhi dengan kebencian mencoba melancarkan serangan granat. PM Abiy aman, dan semua korban adalah martir bagi cinta dan perdamaian," kata dia seperti dikutip dari Al Jazeera. 

" PM Abiy Ahmed mengirimkan belasungkawa kepada para korban, dan para pelaku akan diseret ke pengadilan," kata Arega.

Abiy adalah perdana menteri pertama dari kelompok etnis Oromo. Ia menjadi kepala pemerintahan setelah pendahulunya, Hailemariam Desalegn tiba-tiba mengundurkan diri pada bulan Februari.

Etnis Oromo sebelumnya kerap melancarkan protes, merasa mereka telah terpinggirkan secara politis, ekonomi dan budaya selama bertahun-tahun, meskipun merupakan kelompok terbesar di negara itu.

Pemerintah Ethiopia sebelumnya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia termasuk penyiksaan dan pembunuhan di luar hukum terhadap para pembangkang politik.

Namun sejak mengambil alih kekuasaan, Abiy telah memulai reformasi untuk melonggarkan cengkeraman ketat negara pada kekuasaan.

Salah satu hal dilakukannya adalah  membuka blokir terhadap ratusan situs web dan saluran TV.

Jumat lalu, sebuah kelompok pemberontak Ethiopia menangguhkan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah.

Ginbot 7, yang bermarkas di Eritrea, mengatakan reformasi PM Ethiopia baru telah memberikan harapan bahwa "demokrasi sejati mungkin menjadi nyata".

 

Saksikan video berikut ini:

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya