Liputan6.com, Washington DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memberi tenggat waktu pelaksanaan denuklirisasi oleh Korea Utara.
Namun sebaliknya, AS akan "terus menilai kembali" komitmen Kim Jong-un terhadap denuklirisasi, sebagaimana kesepakatan yang ditandatangani bersama dengan Donald Trump dalam pertemuan bersejarah di Singapura, awal Juni lalu.
"Saya tidak akan memberi batasan waktu, apakah itu dua bulan, enam bulan, kami berkomitmen untuk bergerak maju dalam waktu cepat, untuk melihat apakah kami dapat mencapai apa yang kedua pemimpin mulai lakukan," kata Pompeo dalam sebuah wawancara, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (26/6/2018).
Advertisement
"Kami berharap akan memiliki proses berkelanjutan untuk membuat kemajuan (pada denuklirisasi)," katanya.
Baca Juga
Komentar Pompeo berbeda dengan ungkapan seorang pejabat pertahanan senior AS, di mana ketika menjelang perjalanan Menteri Pertahanan James Mattis ke Asia, mengatakan Negeri Paman Sam akan menetapkan batas waktu "permintaan khusus" terhadap kesepakatan yang diamini oleh Korea Utara.
"Kami akan segera tahu apakah mereka akan melaksanakan (komitmen) dengan iktikad baik atau tidak," ujar pejabat terkait yang tidak ingin disebut namanya.
"Akan ada pertanyaan dan jadwal waktu khusus untuk menilai seberapa efektif implementasi dari hasil pertemuan di Singapura," lanjutnya menjelaskan.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang batas waktu tersebut, tetapi pejabat terkait mengindikasikan segera menilai komitmen Korea Utara terhadap hasil pertemuan dengan AS pada 12 Juni lalu.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di liputan6.com.
Simak video pilihan berikut:
Harapan Denuklirisasi Selesai pada 2020
Dalam agenda pertemuan bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjanji melakukan "perubahan besar", dan setuju untuk mewujudkan denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea.
Sebagai gantinya, AS berkomitmen menghentikan latihan militer bersama dengan Korea Selatan, yang kerap dianggap oleh Pyongyang sebagai ancaman invasi. Demikian kata Pompeo kepada CNN sehubungan dengan penangguhan latihan militer.
"Presiden sudah cukup menjelaskan. Setiap tindakan yang kami ambil, keputusannya mengakhiri 'permainan perang'. Sejauh ini, negosiasi berjalan dengan iktikad baik. Jika kami tidak mencapai apa yang disepakati, maka kami akan menilai kembali perjanjian tersebut dengan beberapa penyesuaian yang dibutuhkan," jelas Pompeo.
Belum lama ini di Seoul, Menlu Pompeo mengatakan bahwa ia akan mengambil peran utama dalam mengawal hasil kesepakatan dengan Korea Utara. Ia juga menegaskan bahwa sanksi akan tetap diberlakukan, selama komitmen denuklirisasi penuh dijalankan hingga tuntas oleh Korea Utara.
Ditambahkan olehnya, Presiden Donald Trump berharap isu denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea selesai di akhir masa kepemimpinannya pada 2020 mendatang.
Advertisement